Paling Suka Karakter Kartun
Koleksi Diamond Blocks Yunita Kusmodewi Menjalani hobi butuh dedikasi. Apalagi jika punya kegemaran menyusun permainan Bukan hanya waktu, ketelatenan dan ketelitian pun diuji. Seperti kisah Yunita Kusmodewi dan hobi menyusun Meski belum satu tahun, kol
blocks.
nya.
diamond blocks-
TANGAN Yunita menggenggam superkecil sembari menyusun bentuk beruang setengah jadi. ”Butuh waktu satu sampai dua jam untuk menyelesaikan satu karakter,” ucapnya. Karakter yang tengah dia susun adalah beruang yang menggunakan pakaian kantor. Di hadapannya, ada berbentuk serupa yang rampung disusun.
Buat perempuan asli Surabaya tersebut, mengoleksi adalah hobi baru. Dia baru menggeluti hobi tersebut sekitar setahun. Awalnya,
adalah alternatif permainan untuk kedua anaknya, Melvern Johnson dan Kenneth Johnson. Sebelumnya, mereka sudah kenal dengan set Lego.
”Tapi, kalau Lego besar, mereka sudah cepat Makanya, saya dan suami carikan yang lain dan baru,” ucap Yunita. Selain itu, permainan merakit tersebut merupakan alternatif agar putranya yang kini duduk di kelas V SD dan VIII SMP itu tidak melulu sibuk dengan gadget masing-masing.
Awal memainkan berukuran nano tersebut, istri Johny Soefianus tersebut butuh waktu tiga sampai empat jam untuk membentuk karakter. ”Mama dulu pertama bikin Shinchan,” tutur Melvern, anak sulung Yunita. Lamakelamaan, keterampilannya membongkar pasang makin baik. Dia bisa menyelesaikan set 300-an dalam waktu kurang dari dua jam.
Kegemaran tersebut menurun kepada ketiga putranya, Melvern, Kenneth, dan Rhyan Johnson. Mereka memiliki ketertarikan terhadap permainan tersebut. Jika sedang rajin, dua putra pertama Yunita bisa menyelesaikan empat hingga lima sekaligus. Sementara si bungsu yang masih balita sudah mulai mahir merakit Duplo, Lego dengan kepingan besar khusus balita.
Mengawali hobi tersebut pada 2014, Yunita menyatakan kesulitan mencari
”Di sini rata-rata sudah pernah dibuat. Jadi, saya pesan jelasnya. Terutama untuk dan komponen rakitan di luar set. Permainan rakit superkecil tersebut baru mudah dijumpai tiga bulan terakhir, terutama di swalayan besar dan toko mainan. Secara tidak langsung, permainan
membuat keluarga Yunita makin dekat. Sebab, jika mengalami kesulitan atau buntu, mereka akan saling bertanya. Kebetulan, suami dan anak sulungnya termasuk merakit kepingan tersebut. ”Kalau selesai, kadang koko (panggilan Melvern, Red) menyelesaikannya,” ucapnya. Tiga putranya tidak lagi maniak dengan TV dan gadget.
Hobi merakit tersebut dikerjakan Yunita saat senggang. Maklum, selain Yunita bekerja di usaha furnitur. Karena itu, dia merakitnya sepulang kerja. Meski sama-sama punya hobi merakit
keluarganya tidak pernah mengerjakan satu set yang sama. Menurut ibu tiga putra tersebut,
punya kelebihan Lego. Karena ukurannya yang superkecil, detail figur yang terbentuk lebih terlihat.
Selain itu, harga mainan rakit tersebut relatif lebih miring Lego. (fam/c11/dos)