Jawa Pos

Regulasi Poin Bantu Cavendish

Persaingan alias juara di Tour de France makin lama makin menarik perhatian penggemar. Untuk 2015, ada regulasi baru buat menolong para murni.

-

jersey

classifica­tion

sprinter green point

TOUR de France memang identik dengan yellow jersey, gelar tertinggi untuk juara general classifica­tion (waktu tercepat). Namun, sejak 1953, ada perebutan point classifica­tion, memperebut­kan green jersey.

Di setiap etape, pembalap yang meraih finis di urutan 15 besar akan mendapatka­n alokasi poin. Pembalap yang memiliki jumlah poin terbanyak berhak mengenakan Dan, di akhir 21 etape lomba, pembalap dengan poin terbanyak adalah pemenang final

Sistemnya mirip dengan ajang balap seperti Formula 1 atau

MotoGP.

Pada 2011, sebenarnya sistem poin sempat dimodifika­si. Juara etape sprint (datar) meraih 45 poin, runner-up 35 poin. Lalu, di etape rolling atau medium mountain, poinnya 30 untuk juara dan 20 untuk runner-up. Kemudian, etape high mountain, juara mendapat 20 poin dan runner-up 17 poin.

Tujuannya? Untuk membantu peluang para sprinter meraih green jersey, semakin memisahkan dengan pemenang yellow jersey. Sebab, sebelumnya, para sprinter bisa memenangi banyak etape, tapi tetap sulit meraih green jersey.

Pada 2011, regulasi ini berfungsi dengan baik. Mark Cavendish (waktu itu HTC-Highroad) sukses merebut green jersey setelah memenangi lima etape.

Pada 2012–2014, ternyata regulasi ini tetap kurang membantu para

Cavendish dan Marcel Kittel mampu memenangi banyak etape, tapi perolehan poin mereka masih kurang. Yang muncul sebagai pemenang dalam tiga musim berturut- turut adalah Peter Sagan (waktu itu Cannondale). Padahal, pada 2014, Sagan gagal memenangi satu pun etape.

Kunci sukses Sagan? Konsistens­i. Dia bukan sprinter murni, tapi bisa dapat banyak poin di etape datar. Dia bukan climber murni, tapi juga meraih banyak poin di etape-etape medium mountain.

Tahun ini, untuk kembali menolong para sprinter, ASO sebagai penyelengg­ara pun mengubah lagi regulasi poin. Di etape datar, juara kini mendapat 50 poin, sementara runner-up hanya 30 poin.

Belum lagi ditambahka­nnya jumlah poin di titik-titik intermedia­te sprint (di tengah-tengah etape) untuk membuat persaingan makin menarik bagi para

Dengan aturan ini, pembalap seperti Cavendish dan Andre Greipel (Lotto-Soudal) mendapat angin baru. Apalagi, tahun ini ada sembilan etape yang masuk kategori datar.

Cavendish, yang membalap untuk Etixx-QuickStep, pun memastikan kondisi fisiknya

untuk TdF 2015. Tahun lalu, dia out di etape pembuka karena terjatuh dan cedera bahu.

’’Saya senang dengan form saya sekarang. Saya telah berlatih keras tahun ini. Tim juga sudah menyiapkan program baik untuk menghadapi Tour. Saya siap,’’ ucapnya seperti dilansir Cyclingnew­s. Walau tampil biasa saja di Tour de Suisse dua pekan lalu, Caven dish mengaku tidak masalah. Dia menghabisk­an waktu persiapann­ya di Isle of Man (tanah kelahirann­ya), berlatih sekaligus mengikuti lomba-lomba lokal.

Untuk memastikan peluang Cavendish, Etixx-QuickStep menurunkan tim yang lebih fokus ke di TdF 2015. Berisi ’’mesin-mesin’’ cepat yang bisa membantu Cavendish menghemat energi, sekaligus mengantark­annya sampai titik dimulainya dalam posisi terbaik. itu berisi (tukang tarik terakhir) favorit Cavendish: Mark Renshaw. Hingga saat ini, Cavendish telah memenangi total 25 etape di TdF. Peluangnya untuk menambah koleksi semakin besar karena ’’pe- saing utama’’ sprinter murni absen tahun ini. Yaitu, Marcel Kittel (Giant-Alpecin) yang belum pulih dari sakit yang dialaminya di awal tahun.

Sprinter murni lain, Nacer Bouhanni, juga berada dalam kondisi kurang ideal. Pembalap Cofidis berdarah Arab itu tabrakan saat kejuaraan nasional Prancis Minggu lalu (28/6) serta mengalami cedera pada otot tulang rusuk dan luka-luka lain.

Di atas kertas, pure sprinter pesaing Cavendish hanya Greipel. Karena itu, Cavendish harus meraup poin sebanyak-banyaknya di sembilan etape datar.

Itu harus dilakukan demi membendung perolehan poin para sprinter/allrounder seperti Sagan, juga Alexander Kristoff (Katusha) dan John Degenkolb (Giant-Alpecin).

Kristoff sendiri tampil luar biasa tahun ini. Total, dia telah memenangi 18 lomba, terbanyak di barisan WorldTour 2015. Termasuk di antaranya memenangi Tour of Flanders, salah satu balapan

De gen- kolb juga sedang garang, telah memenangi Paris-Roubaix dan Milan-San Remo, dua balapan monument lain. Tanpa Kittel, Degenkolb otomatis jadi andalan utama Giant-Alpecin.

Sementara itu, Sagan juga tidak pusing dengan regulasi poin baru. Dia tetap bertekad memburu green jersey keempatnya, kali ini bersama Tinkoff-Saxo.

Kondisinya pun sedang top. Dia memenangi satu etape sprint di Tour de Suisse dua pekan lalu dan meraih juara nasional Slovakia untuk kali kelima Minggu lalu (28/6). ’’Peter berada di jalur yang benar dan tak sabar untuk memulai (Tour de France),’’ kata Patxi Vila, team director Tinkoff-Saxo.

Tour de France 2015 dimulai Sabtu, 4 Juli, dengan etape (ITT) di Utrecht, Belanda, dan berakhir dengan etape paling bergengsi di Champs-Elysees, Paris, 26 Juli mendatang. (azrul ananda)

 ?? FOTO-FOTO: STEEPHILL ?? green jersey.
green jersey.
sprinter.
ready
sprinter.
sprint
sprint Sprint train lead out man
monument.
individual time trial
sprint
FOTO-FOTO: STEEPHILL green jersey. green jersey. sprinter. ready sprinter. sprint sprint Sprint train lead out man monument. individual time trial sprint

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia