Jawa Pos

Tidak Alergi Kritik, Tingkatkan Profesiona­lisme

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dalam HUT Ke-69 Polri

-

Selamat Hari Bhayangkar­a, Pak Kapolri. Terima kasih, mohon dukunganny­a. Apa fokus utama Polri di usia

ke-69?

Harapan kami, polisi bisa lebih baik, dipercaya masyarakat. Karena senjata polisi bukan pistol, water cannon, atau gas air mata, tapi senjata polisi itu dukungan masyarakat

Kalau masyarakat mendukung, berarti polisi sudah berhasil. Dukungan itu bisa muncul kalau masyarakat percaya kepada polisinya.

Bagaimana meyakinkan masyarakat agar memercayai polisi?

Memang tidak mudah. Kuncinya, bagaimana meningkatk­an profesiona­lisme, kinerja, dan penegakan hukum. Kemudian, bagaimana Polri membangun soliditas internal, membangun sinergi dengan instansi lain sesama aparat penegak hukum. Termasuk bagaimana mengurangi pelanggara­n dan penyimpang­an anggota Polri.

Bagaimana Polri menjawab berbagai kritikan masyarakat?

Kritik kami terima, dan kami introspeks­i. Karena itu merupakan cermin dari masyarakat terhadap apa yang dilakukan Polri. Kalau yang dilakukan Polri bisa diterima dengan baik, saya yakin kritik itu tidak akan terlalu tajam, tapi tetap konstrukti­f.

Bagaimana agar kritik itu tidak terlalu tajam?

Kritik itu cermin dari relasi antara Polri dan masyarakat. Kalau hu- bungan polisi dengan masyarakat baik, saya pikir semua itu bisa dikomunika­sikan dengan baik pula.

Untuk penegakan disiplin anggota, bagaimana konkretnya?

Penyimpang­an anggota Polri itu kan ada pelanggara­n disiplin, kode etik, hukum, dan pidana. Semua tentu penanganan­nya berbedabed­a, sesuai aturan yang dilanggar.

Bagaimana Polri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN?

Yang dilakukan polisi adalah mengantisi­pasi penyimpang­an yang mungkin terjadi nanti. Yang paling berdampak adalah produk dan tenaga kerja. Nanti semakin banyak orang yang datang dari negara di ASEAN untuk bisa cari kerja di sini. Kalau daya saing pekerja kita kalah dari negara lain, otomatis banyak yang nganggur, tidak dapat job. Kalau penganggur­an meningkat, otomatis kejahatan juga akan meningkat. Itu yang akan kami antisipasi.

Salah satu tuntutan masyarakat saat ini adalah restorativ­e justice. Apa yang bisa dilakukan Polri?

Polisi itu bukan sekadar penegak hukum. Polisi juga harus memenuhi rasa keadilan masyarakat. Keadilan menurut hukum belum tentu sama dengan rasa keadilan masyarakat. Yang menurut polisi keadilan menurut hukum sudah tercapai, belum tentu sama dengan rasa keadilan masyarakat. Karena itu, polisi harus menggunaka­n diskresi, ada alternatif solusi. Bentuk solusinya bagaimana? Saya sudah membuat pedoman untuk seluruh jajaran. Pedoman untuk menangani kasus-kasus yang kerugianny­a tidak besar, menyangkut anak-anak dan lanjut usia, kelompok rentan, atau termargina­lkan. Lalu, kriminalit­as yang dilakukan sekadar untuk bertahan hidup, untuk makan, bukan yang lain. Apa saja pedomannya? Penyelesai­annya ada tahapannya. Pertama, harus dilakukan upaya penyelesai­an melalui keadilan restoratif. Pelaku dipertemuk­an dengan korban, ada polisi, tokoh masyarakat yang dilibatkan atau perangkat desa untuk bisa didamaikan. Kalau tidak bisa selesai, dilakukan gelar yang dihadiri Kapolres. Kalau sudah tidak ada alternatif, terpaksa harus disidik. Penyidikan­nya tidak harus dilakukan penahanan sehingga rasa keadilan masyarakat tidak tercederai lebih dalam. (byu/c10/end)

 ?? DOK/JAWA POS ?? Kapolri Jenderal Badrodin Haiti
DOK/JAWA POS Kapolri Jenderal Badrodin Haiti

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia