Jawa Pos

Harga-Harga di Jatim Terkendali

-

SURABAYA – Kenaikan harga di Jatim makin terkendali. Terbukti, angka inflasi Jatim pada Juni 2015 yang mencapai 0,45 persen lebih rendah bila dibandingk­an dengan nasional 0,54 persen. Angka tersebut adalah yang terbaik selama Ramadan dalam beberapa tahun terakhir. ’’Biasanya lebih tinggi dari itu. Misalnya, pada 2013 inflasinya 0,68 persen,’’ kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim M. Sairi Hasbullah kemarin (1/7).

Menurut dia, capaian itu merupakan prestasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim. Sebab, intervensi TPID bersama Pemprov Jatim mampu mengendali­kan harga dengan baik. Bentuk intervensi tersebut, antara lain, pengendali­an harga lewat operasi pasar dan subsidi angkutan. ’’Semua itu dapat menekan harga. Kalau intervensi tidak ada atau tidak berjalan maksimal, inflasinya pasti bisa jauh lebih tinggi dari itu,’’ ungkapnya.

Inflasi pada Juni lalu masih didominasi bahan makanan dan makanan jadi. Penyumbang inflasi dari bahan makanan, antara lain, daging ayam ras dan telur ayam ras. Bahan makanan tersebut mengalami inflasi masing-masing 6,41 persen dan 7,76 persen, dengan bobot inflasi 0,07 persen dan 0,06 persen.

Pada makanan jadi, penyumbang inflasi terbesar adalah mi dan es. Harga keduanya naik 1,45 persen dan 2,43 persen dengan bobot inflasi masing-masing 0,02 persen. Di luar itu, buah-buahan mengalami inflasi cukup tinggi. Misalnya, apel, pisang, melon, dan pir. Masingmasi­ng mengalami inflasi 11,24 persen; 4,38 persen; 11,17 persen; dan 8,24 persen.

Harga tiket pesawat justru deflasi atau berbeda jika dibandingk­an dengan biasanya. Sebab, tarif angkutan hampir selalu menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi. Tarif angkutan udara justru mengalami deflasi 1,73 persen. Kelompok pengeluara­n transporta­si, komunikasi, dan jasa keuangan hanya mencatat inflasi 0,12 persen. (rin/c14/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia