BRT Mulai Beroperasi
Diharapkan Bisa Atasi Kemacetan
MAKASSAR – Sektor transportasi darat di kawasan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar) memasuki babak baru. Sebanyak 15 unit bus rapid transit (BRT) mulai beroperasi di kawasan yang masuk Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) itu kemarin (1/7).
Hingga beberapa bulan mendatang, Pemprov Sulsel bersedia mem-back up pengoperasiannya agar bisa berjalan lancar. Bus yang memuat 58 penumpang dengan 30 unit kursi tersebut mirip dengan yang beroperasi di Jepang dan Singapura.
Bakal ada 30 unit BRT yang dipersiapkan untuk melayani koridor II, III, dan VIII. Namun, untuk tahap awal, baru 15 unit yang dioperasikan. Sementara itu, 15 unit lainnya masih berada dalam pengurusan faktur.
’’Jadi, selama ini kami lama meluncurkan BRT bukan karena banyak kendala. Tapi karena pengurusan administrasinya yang memang lama untuk mengesahkan satu bus,’’ terang Kepala Perum DAMRI Adrian Mamusung saat menunggu kedatangan Gubernur Syahrul Yasin Limpo.
Sebelumnya, BRT koridor II dioperasikan tahun lalu. Adrian menjelaskan, harga tiket penumpang untuk koridor III Rp 5 ribu. Sementara itu, harga tiket koridor VIII dipatok Rp 8 ribu lantaran mengangkut penumpang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ke Terminal Pallangga.
Menurut Adrian, BRT tersebut baru efektif dan maksimal beroperasi setelah Lebaran. BRT dijadwalkan melayani penumpang mulai pukul 06.30–21.30 Wita. Namun, saat Ramadan, BRT hanya beroperasi pukul 07.00–17.30 Wita.
Lewat pukul 17.00, rombongan gubernur tiba bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Setelah menggunting pita secara simbolis, mereka ikut menguji coba BRT koridor III.
Syahrul berharap kehadiran BRT bisa dimaksimalkan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan sarana trans- portasi yang nyaman dan murah. BRT diharapkan menjadi alternatif angkutan darat masyarakat sehingga mampu meminimalkan kemacetan. Syahrul melanjutkan, selain Jakarta, BRT hanya dioperasikan di tiga kota. Yakni, Surabaya, Bali, dan Makassar.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menerangkan, BRT yang dioperasikan di Makassar hampir sama dengan yang dioperasikan di Jepang dan Singapura. ’’Makassar akan semakin baik dengan kehadiran BRT,’’ jelasnya.
Koridor II melintasi Trans Studio–Mal Panakkukang yang meliputi Mal GTC, Trans Studio, Metro Tanjung Bunga, Penghibur, Pasar Ikan, Ujung Pandang, dan Ahmad Yani. Lalu melewati Bulusaraung, Masjid Raya, Urip Sumiharjo, A.P. Pettarani, Boulevard, serta Mal Panakkukang.
Koridor III lewat Terminal Daya– Terminal Pallangga yang meliputi Terminal Daya, Perintis Kemerdekaan, Urip Sumiharjo, A.P. Pettarani, Sultan Alauddin, Gowa Raya, dan Terminal Pallangga.
Sementara itu, koridor VIII melintasi Trans Studio–Takalar yang meliputi Terminal Takalar, Galesong Selatan, Galesong Utara, Barombong, dan Mal GTC. Pengoperasian koridor II dan VIII dipastikan belum maksimal karena sarana dan fasilitas seperti halte untuk menaikturunkan penumpang belum mencukupi. (mp13/ars/JPG/c19/diq)