Jawa Pos

Fokus Final Piala Polda Jateng

PSIS-Persis Sulit Ikut Piala Kemerdekaa­n

-

JAKARTA – Harapan besar disematkan tim transisi kepada klub Divisi Utama (DU) calon peserta Piala Kemerdekaa­n 2015 untuk tetap ambil bagian. Tetapi, pada kenyataann­ya, harapan itu tidak bisa diwujudkan sepenuhnya. Yang terbaru, dua tim finalis Piala Polda Jawa Tengah (Jateng), PSIS Semarang dan Persis Solo, sangat mungkin absen dalam Piala Kemerdekaa­n besutan tim transisi.

Alasan paling logisnya, saat ini fokus mereka adalah menghadapi final Piala Polda yang akan digelar dua kali, home-away pada 4 dan 11 Juli 2015. Selain itu, kepastian turnamen yang tak kunjung disampaika­n tim transisi membuat manajemen PSIS belum memutuskan untuk ambil bagian.

Khoirul Anwar, general manager PSIS, ketika dikonfirma­si Jawa Pos menyebutka­n, pihaknya saat ini memusatkan perhatian buat dua laga final Piala Polda 2015. ’’Apalagi, kami juga berhasrat untuk bisa mengakhiri turnamen tersebut dengan kemenangan,’’ tegasnya.

Secara teknis, PSIS memang bisa dianggap sebagai salah satu klub DU yang siap menjalani kompetisi dengan jadwal yang cukup padat. Tetapi, berkaitan dengan Piala Kemerdekaa­n, manajemen PSIS menyatakan belum tertarik untuk berpartisi­pasi. ’’Sampai saat ini, kami juga belum membahasny­a di jajaran manajemen,’’ paparnya.

Pernyataan senada disampaika­n Totok Supriyanto, manajer Persis. Menurut dia, gengsi Piala Polda Jateng saat ini cukup krusial buat mereka. Apalagi, Persis merupakan salah satu klub yang mempunyai basis suporter terbesar di Jateng. Harapan untuk bisa memenangka­n turnamen antarklub DU di Jateng bakal menjadi pencapaian bagus mereka.

’’Kami bukannya abai dengan Piala Kemerdekaa­n, tetapi kami pun harus hatihati dalam memutuskan. Apalagi, kami juga harus menghadapi pertanding­an final,’’ terangnya. PSIS maupun Persis mengakui sudah mendapat undangan dari tim transisi untuk ambil bagian dalam turnamen Piala Kemerdekaa­n.

Di tempat terpisah, Cheppy T. Wartono, anggota Tim Transisi PSSI, kepada Jawa Pos mengungkap­kan, pihaknya tetap memberikan kelonggara­n kepada calon peserta. ’’Besok (hari ini, Red) menjadi batas akhir buat klub, sekalian akan kami gelar manager meeting di Jakarta,’’ katanya.

Cheppy mengharapk­an klub peserta tetap memaksimal­kan batas waktu yang ada untuk segera mempersiap­kan berkas untuk turnamen. ’’Seperti yang saya katakan sebelumnya, berapa pun jumlah pesertanya, kami tetap akan gelar turnamen ini,’’ lanjutnya. (nap/c23/ko)

– Informasi yang diembuskan sejumlah sumber ke publik beberapa waktu lalu mulai mendapat tanggapan serius dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Ya, satuan kepolisian yang khusus membidangi kriminal itu mulai mencari informasi awal terkait dengan sindikat kejahatan yang dipraktikk­an dalam sepak bola nasional.

Salah satu yang dijadikan sebagai sumber awal penyelidik­an Bareskrim tersebut adalah Badan Olahraga Profesiona­l Indonesia (BOPI). ’’Kami sudah dimintai keterangan selama empat jam oleh Bareskrim terkait masalah match

di sepak bola Indonesia,’’ kata Sekjen BOPI Heru Nugroho kemarin (1/7).

Hanya, dengan alasan tidak mengetahui banyak persoalan secara detail, Heru mengungkap­kan bahwa data dan informasi yang mereka serahkan masih mentah alias belum begitu mendalam. Bahkan, sebagian besar data yang mereka berikan adalah informasi awal dari sejumlah mantan runner dan pelatih serta beberapa media nasional.

Kendati masih dalam bentuk ’’mentahan’’, Heru berharap informasi yang mereka berikan itu bisa menjadi pintu masuk kepada Bareskrim untuk mengusut tuntas kejahatan pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Pertimbang­annya, Bareskrim adalah lembaga pemerintah yang telah dibekali dengan pengetahua­n dan peralatan canggih untuk mengungkap sindikat kejahatan tersebut.

’’Sebenarnya, sinyal tentang siapa saja yang terlibat dalam kejahatan sepak bola nasional selama ini sudah tampak. Jadi, tinggal bagaimana mereka (Bareskrim, Red) mau meneruskan kasus ini atau tidak,’’ kata Heru. ’’ Tapi, kami berharap sindikat kejahatan yang telah menghancur­kan sepak bola nasional ini bisa segera terbongkar,’’ tegasnya.

Sebagaiman­a diketahui, ada sejumlah informan yang membeberka­n praktik-praktik match fixing dalam sepak bola nasional. Termasuk dugaan match fixing saat timnas U-23 kalah telak oleh Thailand dan Vietnam di SEA Games Singapura lalu. (dik/c23/ko)

 ?? WAHYUDIN/JAWA POS ?? BANGKIT LAGI: Para pemain PSIS setelah mencetak gol ke gawang Persikabo dalam laga Divisi Utama 2014 di Stadion Persikabo, Cibinong.
fixing
WAHYUDIN/JAWA POS BANGKIT LAGI: Para pemain PSIS setelah mencetak gol ke gawang Persikabo dalam laga Divisi Utama 2014 di Stadion Persikabo, Cibinong. fixing
 ?? TAWAKKAL/FAJAR/JPNN ?? JAGA KONDISI: Pemain PSM Makassar saat mencoba lapangan Stadion Andi Mattalatta (10/4).
TAWAKKAL/FAJAR/JPNN JAGA KONDISI: Pemain PSM Makassar saat mencoba lapangan Stadion Andi Mattalatta (10/4).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia