Hak Siar Dibanderol Rp 25 Miliar
Mengacu pada Market Value Piala Kemerdekaan
JAKARTA – Stasiun televisi yang berminat mendapatkan hak siar turnamen Piala Kemerdekaan harus siap-siap mengeluarkan kocek besar. Hal itu bisa dilihat dari market value turnamen versi Tim Transisi PSSI. Nilanya mencapai Rp 25 miliar untuk seluruh pertandingan.
’’ Jadi, kalau ada stasiun televisi yang ingin mendapat hak siar, harus mampu beli seharga itu atau lebih,’’ ujar anggota Tim Transisi Tommy Kurniawan kemarin (15/7).
Tim Transisi melakukan beberapa metodologi untuk menentukan market value Piala Kemerdekaan. Salah satunya menghitung total biaya match fee yang bakal mereka keluarkan ke klub dalam setiap pertandingan selama turnamen berlangsung. Untuk babak penyisihan, setiap klub mendapatkan match fee Rp 50 juta. Nominal itu meningkat menjadi Rp 75 juta pada babak delapan besar.
Hingga kini, Tim Transisi belum merilis secara resmi format pertandingan yang mereka gunakan. Turnamen itu sangat mungkin dilangsungkan dalam format setengah kompetisi. Dengan 24 kontestan, artinya akan ada total 128 pertandingan. Mulai babak penyisihan hingga final.
’’Itu adalah jumlah pertandingan yang sangat banyak. Dari segi bisnis sangat menguntungkan bagi me- reka yang memegang hak siar,’’ kata Cheppy T. Wartono, anggota Tim Transisi lainnya. ’’Dengan sehari ada delapan pertandingan, kami optimistis turnamen ini bisa tuntas dalam waktu tiga pekan,’’ tambahnya. Kickoff Piala Kemerdekaan rencananya dimulai pada 1 Agustus.
Tim Transisi akan mengirimkan market value turnamen tersebut ke empat stasiun televisi yang mengajukan diri untuk membeli hak siar. Nah, yang nantinya menjadi pemegang hak siar sekaligus hak komersial turnamen itu baru diputuskan setelah Lebaran. Empat stasiun televisi nasional yang berminat membeli hak siar turnamen adalah NET. TV, Kompas TV, Indosiar, dan SCTV.
’’Kami merasa sangat beruntung dengan adanya pengumuman harga dari turnamen ini. Jadi, pemetaan kami juga sudah bisa jelas untuk bisa mendapatkan hak siar itu,’’ kata Buyung Wijaya Kusuma, general manager Kompas TV. ’’Kami segera mendiskusikan informasi ini (nilai hak siar, Red) ke jajaran redaksi,’’ tambahnya. (dik/c15/ca)