Menangkap Silat dengan Estetika
JAKARTA – Meski kecil dan terbuat dari styrofoam, patung itu sanggup mengungkap keindahan silat. Terlihat lentur seperti tarian, tetapi mendadak berubah keras penuh tenaga. Bersama 39 patung lainnya, patung tersebut mampu menjadi pengejawantahan bela diri khas Nusantara.
Sebanyak 40 karya memang dipamerkan di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakpus. Pameran yang rencananya berlangsung dua minggu itu bertajuk ’’ Ekspresi Keindahan Rasa dan Bentuk dalam Gerak Pencak Silat’’. Bahannya bermacam-macam. Ada yang dari perunggu, kayu, hingga styrofoam yang dikumpulkan Yayasan O’ong Maryono Pencak Silat Awards.
Menurut Rosalia Sciortino Sumaryono, pendiri O’ong Maryono Pencak Silat Awards, pergelaran kreatif tersebut terinspirasi kegelisahan maestro silat O’ong Maryono yang menganggap pencak silat belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Dia mencotohkan salah satu karya perupa.
’’Kita bisa lihat dari karya Taufan A.P. satu ini yang menggambarkan seorang pesilat berpotensi malah terperangkap karena minimnya dukungan,’’ ujar Rosalia yang juga istri O’ong Maryono saat ditemui di lokasi pameran kemarin (3/8).
Dengan memberikan kesempatan kepada para perupa untuk mengeksplorasi unsur seni dalam gerakan pencak silat, perempuan yang kerap dipanggil Lia itu berharap kepedulian masyarakat terhadap pencak silat sebagai salah satu kebudayaan Indonesia dapat dipupuk kembali. Jadi, acara tersebut membuka pengalaman baru di antara bidang seni bela diri dan seni rupa.
Karya-karya patung itu pun menarik Chris Miller, seorang seniman asal Kanada yang kagum terhadap rumitnya beragam gerakan dalam silat. Bagi dia, gerakan silat tidak hanya berbahaya saat digunakan menyerang, namun juga indah seperti orang menari.
’’Di Kanada, silat mulai dipelajari sebagai ilmu bela diri yang populer,’’ ungkapnya. (all/c15/ano)