Ratusan Maba Unesa Ambruk
SURABAYA – Para mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tampil sebagus-bagusnya ketika upacara pembukaan program pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru (PKKMB). Sebanyak 5.496 maba dari masing-masing fakultas mengeluarkan penampilan dan atraksi terbaik.
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) misalnya. Maba mengenakan seragam putih hitam plus dasi hitam dan peci dengan pin burung garuda. Pada leher para maba, tergantung name tag. Di lengan bagian kiri ada pita biru muda. ”Ini merujuk pada fakultas kami, biru muda,” ujar Ryska Wahyu, salah seorang maba, kemarin (1/9).
Penampilan maba yang cukup unik adalah dari fakultas bahasa dan seni. Mereka memakai tas punggung model serut dengan warna hitam dan kuning. Motif tas dibuat selang-seling. Mirip lebah madu.
Upacara yang dijadwalkan mulai pukul 07.00 itu memakan ’’korban’’. Lebih dari seratus maba peserta upacara ”tumbang” sebelum penutupan. Ada yang pingsan, sakit perut, pusing, sampai alergi matahari. ”Sebagian besar mengeluh pusing dan sakit perut karena tidak sempat sarapan,” ucap dr Budi Rahardjo, tim kesehatan Unesa.
Maba yang pingsan dan sakit dibawa ke posko kesehatan di dalam lapangan. Sebagian ditempatkan di areal perpustakaan. Di dua tempat itu, para maba dirawat tim kesehatan dan anggota Pramuka. Mereka juga diberi kue dan minuman untuk memulihkan tenaga.
Pembantu Rektor III Unesa Ketut Prasetyo menambahkan, tahun ini cukup banyak maba yang diterima. Mereka tidak hanya diberi bekal ilmu akademik, tapi juga dilatih kemampuan soft skill. Salah satunya adalah melalui kegiatan di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Ada 47 UKM yang bisa diikuti para maba. ”Masing-masing maba bisa memilih UKM sesuai dengan minatnya,’’ katanya.
Kepala Humas Unesa Suyatno menyatakan, pakaian dan atribut yang dikenakan maba dinilai masih wajar. Bentuknya tidak aneh-aneh dan memberatkan. Tidak seperti perpeloncoan yang menyengsarakan. ”Kami sudah mengimbau semuanya untuk tidak menerapkan praktik perpeloncoan,” ucapnya. (may/c6/ai)