Sehat dengan Diet Clean Eating
Kurangi Gula, Garam, Soda, dan Makanan yang Diawetkan
SURABAYA – Ada berbagai macam diet yang menawarkan tubuh langsing dalam waktu singkat. Padahal, tubuh langsing belum tentu sehat. Tubuh bisa jadi langsing dalam hitungan hari, tetapi badan justru gampang sakit-sakitan.
’’ Clean eating itu cuma pola makan,’’ terang Dewi Nur Faizah, AmdGz. Clean eating termasuk dalam salah satu pola diet yang ada. Penekanannya pada perubahan pola makan. Yakni, dari pola makan yang kurang sehat menjadi sehat. Selain pola makan, bahan makanan, cara pengolahan, penyajian, serta konsumsi diperhatikan dalam clean eating tersebut.
Dalam pola diet clean eating, ada enam hal yang harus diperhatikan. Pemilihan karbohidrat adalah hal pertama yang perlu diingat. Biasanya, nasi adalah sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi masyarakat. Kebiasaan seperti itu perlu diubah. Ahli gizi di RS Bedah Surabaya tersebut menyarankan kentang, roti gandum, atau sereal sebagai pengganti nasi. ’’Sebab, rantai makanan itu lebih panjang, seratnya juga lebih tinggi, dan tahan kenyang,’’ tuturnya.
Pemilihan sayur dan buah adalah hal kedua yang perlu diperhatikan. Kebiasaan memasak sayur sampai matang (empuk) sekali ternyata bukanlah sesuatu yang disarankan. Pengolahan dan penyajian sayur yang direkomendasikan adalah sayur yang segar dan tidak terlalu lunak. ’’Biar vitaminnya nggak hilang dan seratnya nggak terlalu terurai,’’ ujarnya. Untuk buah, sebaiknya dipilih yang gulanya rendah. Contohnya, pepaya, apel, melon, atau pir.
Konsumsi protein harus benar-benar diperhatikan. Dalam memilih daging, Dewi menyarankan yang berwarna merah dan tanpa lemak. Untuk daging ayam, bagian kulit sebaiknya tidak dipilih. ’’Yang paling bagus, ikan-ikan dari laut. Yang perairan dalam, bukan perairan atas,’’ katanya.
Ikan-ikan yang dimaksud adalah salmon atau tuna. Mengenai mahalnya harga dua jenis ikan tersebut, dia memberi alternatif. ’’Bisa diganti dengan ikan air tawar. Ikan gurami, misalnya,’’ jelasnya.
Cara penyajian makanan pun tidak bisa asal. Contohnya, ikan gurami yang digoreng. Dewi mengungkapkan, daging atau ikan boleh-boleh saja digoreng. Tetapi, minyak yang dipakai sebaiknya diperhatikan. Yang disarankan minyak jagung, wijen, atau olive oil. ’’Hindari lemak trans,’’ ujar lulusan Akademi Gizi Surabaya itu.
Kelima, konsumsi gula, garam, dan soda harus dikurangi. Kelebihan gula akan menjadi lemak. Kelebihan garam pun tidak berbeda jauh efek negatifnya. Dewi menyebutkan, senyawa natrium dalam garam dapat mengikat lemak. Semakin banyak makanan yang mengandung natrium, semakin banyak pula lemak-lemak dalam tubuh yang terikat dan susah dipecah menjadi energi. Selain garam, natrium bisa ditemukan pada soda, bahan pengembang kue, butter, sampai makanan yang diawetkan.
Terakhir adalah aktivitas. Dewi mengungkapkan, percuma seseorang memperbaiki pola makan jika tidak mengimbanginya dengan bergerak. Aktivitas tidak melulu olahraga berat. Jalan kaki atau naik dan turun tangga juga termasuk aktivitas yang dimaksud dalam pola diet clean eating. ’’Bagus juga kalau dibarengi renang, aerobik, atau senam,’’ ucapnya.
Jika seseorang tidak sempat berolahraga karena kesibukan begitu menyita waktu, cukup perhatikan aktivitas sehari-hari sebagai alternatifnya. ’’ Clean eating itu baru terasa efeknya kalau kita sudah menjalaninya dengan rutin,’’ ungkapnya.
Perempuan berumur 27 tahun tersebut menekankan, pola diet clean eating bukanlah tentang tubuh langsing dalam beberapa minggu. Clean eating lebih dimaksudkan memperbaiki pola makan seseorang. ’’ Tujuannya cuma satu: pola hidup sehat,’’ tandasnya. (fit/c20/fat)