Intel Polda Tertangkap Bawa Sabu-Sabu
SURABAYA – Daftar anggota polisi yang terseret pusaran narkoba terus bertambah. Terbaru, anggota Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Jatim ditangkap karena membawa sabu-sabu. Polisi berinisial Bripka AS itu kini menjalani pemeriksaan intensif di Polrestabes Surabaya.
Bripka AS adalah anggota Subbagrenmin Ditintelkam Polda Jatim. Dia ditangkap Unit III Satreskoba Polrestabes Surabaya pada 28 Oktober 2015 di Jalan Raya Karah Poh, Tandes, sekitar pukul 14.30. Penangkapan AS dilakukan setelah polisi membekuk seorang tersangka narkoba di kawasan Surabaya Selatan. Dalam pemeriksaan selanjutnya, terungkap bahwa sabu-sabu tersebut diperoleh dari seseorang berinisial AS.
Polisi kemudian menelusuri sosok yang dimaksud tersangka itu. AS terdeteksi berada di kawasan Surabaya Barat, tepatnya di Jalan Raya Karah Poh
Suasana perpustakaan yang nyaman ikut menambah penilaian.
Serasa di rumah sendiri. Itulah yang terasa begitu memasuki perpustakaan seluas 460 meter persegi tersebut. Selain rak buku dan meja-kursi, perpustakaan itu dilengkapi ruang lesehan untuk tempat membaca. Ruang tersebut disediakan karena para siswa paling suka membaca buku sambil lesehan. Desain ruangan memang mengacu pada hasil survei dan usulan warga sekolah. Misalnya, ada yang suka berlama-lama di warnet. Maka, disediakanlah komputer lengkap dengan wifi. Ada pula yang lebih suka duduk lesehan ketimbang di bangku. Sekolah pun memfasilitasi dengan meja pendek dan alas berupa karpet. ”Siswa jadi barometer. Warnanya juga warna-warna khas anak muda,” tambah Kris Adji.
Semua ruangan dilengkapi air conditioner (AC) agar nyaman. Ada pula katalog digital, ruang multimedia, ruang aula, dan tentu saja musala.
Di dalam perpustakaan yang diberi nama Kebun Buku itu, ada sudut-sudut khusus yang memiliki fungsi tertentu. Rak untuk memajang dan memamerkan hasil prakarya siswa misalnya. Ada pula movie corner untuk memutar film karya siswa yang jumlahnya lebih dari 50 judul.
Salah satu tempat favorit di perpustakaan itu adalah stage presentation berupa panggung kecil. Di sanalah para siswa biasa mempresentasikan karya. ”Jika bosan di kelas, guru sering membawa siswa kemari,” tutur Agus Syamsudin, wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Perpustakaan itu juga dilengkapi beberapa komputer yang terhubung dengan internet. Buku yang disediakan bukan hanya tentang pelajaran. Ada pula buku-buku karya para guru dan siswa. ”Kebun Buku Smanusa ini dibangun dengan konsep modern dan unik agar minat baca warga sekolah makin bergairah,” ungkap Kris Adji Wahono, kepala perpustakaan tersebut.
Kepala Smanusa Gresik Mohammad Nasihuddin menjelas- kan, pengelolaan perpustakaan di sekolahnya disesuaikan dengan selera anak muda. ”Kami punya tim kreatif yang selalu mengupdate penataan buku maupun interior ruangan. Tujuannya, siswa betah dan semakin termotivasi untuk datang ke perpustakaan,” paparnya. Dia berharap siswa mampu membuat karya nyata dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan yang jumlahnya lebih dari 7 ribu buku manual maupun elektronik itu.
Selain Kebun Buku, Smanusa memiliki perpustakaan kecil di masing-masing kelas. Karena ada 30 ruang kelas, berarti terdapat 30 perpustakaan mini. Letaknya di bagian belakang kelas.
Perpustakaan kelas itu hanya berupa rak berisi 30-an buku. Namun, koleksi buku selalu diganti setiap minggu. Seluruh buku di perpustakaan kelas juga berasal dari Kebun Buku. Setiap minggu seluruh siswa di masing-masing kelas diminta menuliskan buku apa saja yang ingin dibaca. Lalu, pengurus perpustakaan kelas akan mengambil buku-buku yang diinginkan itu dari Kebun Buku. Begitu seterusnya.
Perpustakaan kelas dibuat agar aktivitas membaca tidak terpusat di Kebun Buku. Sebab, Kebun Buku hanya mampu menampung empat kelas siswa. Untuk lebih menarik minat baca, pengelola perpustakaan selalu mengumumkan koleksi buku-buku terbaru, lengkap dengan sinopsisnya. Ada dua tempat pengumuman yang dipilih. Yakni, majalah dinding alias mading dan food court atau kantin sekolah. Tempat yang disebut terakhir itu sengaja dipilih karena selalu menjadi jujukan siswa saat bel istirahat berbunyi. Pengumuman bukubuku baru tersebut dipasang di meja kaca agar mudah dibaca. ” Kan enggak setiap hari siswa kemari (perpustakaan, Red). Kalau sudah tak tertarik dengan buku di perpustakaan kelas, saya baru ke sini,” ungkap Nadya Firdausi, siswa kelas XI yang mengaku gemar membaca novel. Menurut dia, perpustakaan sekolahnya sangat memenuhi kriteria perpustakaan idaman. ”Hanya, kalau bisa, diperluas lagi. Soalnya, kalau pas istirahat, banyak yang berebut ke sini,” imbuhnya. (*/c6/oni)