Butuh Pemimpin Inovatif
KABUPATEN Sidoarjo sudah memiliki APBD di atas empat triliun rupiah. Modal itu berpeluang untuk bisa membuat banyak inovasi dalam upaya meningkatkan pelayanan. Harapan kita tentu ada keseimbangan. APBD semakin naik, masyarakat Sidoarjo semakin sejahtera.
Diperlukan gagasan inovasi lokal agar ada perbaikan layanan yang lebih berkualitas. Selama ini Sidoarjo memang telah banyak memperkenalkan produkproduk UKM unggulan sampai ke internasional. Namun, upaya tersebut harus diimbangi dengan langkah memperkenalkan inovasi lokal yang juga bisa diterapkan di negara-negara lain.
Kabupaten Sidoarjo sudah mempunyai network di CityNet. Pada 5–7 Oktober 2015, Kota Delta juga menjadi tuan rumah. Pertemuan itu dihadiri banyak perwakilan kota dari negara lain. Langkah tersebut juga menjadi modal berharga untuk lebih memperluas nilai tawar Sidoarjo di kancah internasional.
Inovasi adalah menempatkan ide-ide baru. Konsep inovasi telah banyak dikembangkan, terutama di sekitar sektor publik karena tuntutan dan kebutuhan pelayanan publik semakin meningkat. Itulah yang mengharuskan pihak-pihak yang bekerja di sektor publik dituntut memperbanyak inovasi.
Paradigma reformasi layanan publik berkaitan dengan perubahan administratif. Dalam ilmu administrasi, terdapat sebuah prinsip. Yakni, untuk melakukan perubahan pelayanan publik, diperlukan perubahan politik. Ada keseimbangan kekuatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Karena itu, inovasi lokal dalam hal pelayanan publik pasti bisa terwujud selama terdapat kerja sama antara pemangku kebijakan.
Nah, bupati dan Wabup terpilih ( 2016– 2021) juga harus terus tertantang untuk mempunyai terobosan- terobosan inovasi lokal. Gaungnya pun kita harapkan bisa terpublikasikan secara meluas. Bukan hanya di tingkat regional, tetapi juga nasional hingga internasional. Sidoarjo harus lebih baik lagi! Semoga. (*)