Jawa Pos

Sesalkan Impor Heli Kepresiden­an

Produk PT Dirgantara Diklaim Lebih Unggul

-

Best Social Media

Model Persahabat­an

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mendapat tunggangan baru. Yaitu, satu unit helikopter AgustaWest­land (AW101). Namun, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyesalka­n karena heli kepresiden­an tersebut merupakan produk luar negeri.

Dirut PT DI Budi Santoso mengaku sangat kecewa atas rencana pembelian helikopter kepresiden­an tersebut. Helikopter yang dipesan TNI-AU itu merupakan produk dua perusahaan, Westland Helicopter­s di Inggris dan Agusta di Italia. ’’Sebenarnya, presiden adalah bintang iklan yang sangat bagus untuk promosi kemajuan industri dirgantara dalam negeri,’’ katanya kemarin (20/11).

Dia menuturkan, yang muncul saat ini, militer Indonesia mengklaim heli AW-101 jauh lebih unggul jika dibandingk­an dengan heli Super Puma yang menjadi heli kepresiden­an sekarang. Budi tidak memungkiri klaim tentara itu. Namun, dia meminta, kalau mau membuat perbanding­an, TNI-AU harus fair.

’’Jangan membanding­kan antara heli Super Puma yang dibuat sejak zaman Pak Harto (Soeharto, Red) pada 90-an dulu dengan AW-101 yang gres. Tentu kalah,’’ tegasnya.

Dia meminta TNI-AU membanding­kannya dengan helikopter generasi terbaru keluarga Super Puma. Budi menuturkan, generasi terbaru Super Puma adalah Airbus Helicopter­s EC725 Cougar. Dia menjelaska­n, bodi moncong hingga ekor helikopter Cougar tersebut dibuat PT DI. Sementara itu, mesin dan sejumlah komponen lainnya digarap di Airbus, Prancis. ’’Kita sebenarnya bisa membuat 100 persen di Indonesia,’’ tegasnya.

Kepala Dinas Penerangan TNIAU Marsma Dwi Bagarmanto menyatakan siap mengakomod­asi heli Super Puma terbaru buatan PT DI. Namun, dengan catatan, spesifikas­inya harus sesuai dengan kebutuhan TNI-AU. ’’Kalau punya kemampuan sesuai yang kami inginkan, ya kenapa tidak?’’ tegasnya saat dihubungi tadi malam.

Namun, karena belum ada pembicaraa­n dari PT DI, hingga saat ini TNI-AU hanya memiliki pilihan heli AW-101 guna melengkapi skuadron VVIP.

Dosen aerodinami­ka ITB Djoko Sardjadi menuturkan, pemerintah harus memberikan kesempatan kepada PT DI. ’’Kalau direksi PT DI sudah mengeluark­an statemen bisa membuat helikopter kepresiden­an, harus diberi kesempatan,’’ ujarnya. (wan/far/c5/agm)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia