Wiyang Tidak Menempati Kamar Perawatan Tersangka
Hanya Satu Infus, tanpa Didampingi Keluarga
SURABAYA – Kondisi kesehatan Wiyang Lautner dari hari ke hari makin baik. Kondisinya tidak segawat yang terbayang selama ini. Hanya satu slang infus yang tersambung ke tubuh pengemudi Lamborghini yang menabrak lapak STMJ dan menewaskan satu orang tersebut.
Hal itu terlihat dari cara perawatan Wiyang di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Samsoeri Mertoyoso Polda Jatim
Jawa Pos berkesempatan melihat langsung kondisi pria 24 tahun itu saat menjalani perawatan di kamar teratai nomor 9 kemarin (4/12).
Wiyang menempati kamar berukuran sekitar 4 x 5 meter yang berisi dua ranjang. Tapi, hanya satu ranjang yang terpakai.
Seorang polisi berpakaian sipil berjaga di kamar tersebut. Dia sempat terhenyak begitu tahu Jawa Pos datang. Setelah mengetahui adanya izin dari Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji untuk melihat kondisi Wiyang, anggota kepolisian itu hanya terdiam.
Saat didatangi pukul 13.15, Wiyang baru saja mendapat jatah makan siang dari RS. Tidak ada seorang pun dari pihak keluarga yang menunggui Wiyang layaknya pasien yang sedang diopname. Pria yang tinggal di Dharmahusada Regency Nomor 270 tersebut hanya ditemani seorang polisi berpakaian sipil yang mengawasinya 24 jam. ”Keluarganya enggak ada,” kata seorang perawat bertubuh subur yang membawa troli pembawa ransum.
Di sekitar ranjang Wiyang, berdiri sebuah tiang setinggi 2 meter dengan satu kantong infus bening tergantung. Tiga buah perban masih menempel di wajah Wiyang. Sama persis dengan ketika menjalani pemeriksaan di Unit Laka Satlantas Pol restabes Surabaya beberapa jam setelah kecelakaan terjadi pada Minggu pagi (29/11). Wajahnya datar, tidak menunjukkan ekspresi perasaan tertentu.
Tengah hari kemarin, selimut kuning membungkus tubuhnya dari kaki hingga dada. Suhu dalam kamar terasa sedang, tanpa dominan panas atau dingin. Wiyang terlihat lancar ketika berkomunikasi dengan seorang petugas yang mendatanginya.
Wiyang menempati ruang perawatan yang biasa digunakan untuk pasien umum. Fasilitas dan ruangannya sama persis dengan kamar untuk pasien yang tidak berstatus tersangka atau tahanan. Padahal, di RS tersebut terdapat ruang perawatan yang khusus dibangun untuk tahanan yang dibantarkan seperti Wiyang. Lokasinya bersebelahan dengan kamar mayat. Tempatnya terpisah oleh selasar dari blok teratai.
Di kamar itulah biasanya tersangka yang ditahan dan dibantarkan mendapat perawatan. Karakteristik ruangannya khas tahanan. Pintu masuk tidak terbuat dari kayu layaknya kamar yang ditempati Wiyang. Tapi jeruji besi yang selalu digembok layaknya ruang tahanan.
Misalnya yang dialami Deni Suharsono, tahanan Polrestabes Surabaya. Tersangka penipuan itu pingsan karena menderita diabetes berstadium tinggi. Polisi kemudian membawanya ke RS Bhayangkara dan menempati ruang kamar perawatan bersel. Tidak seperti Wiyang yang menem- pati kamar seorang diri.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, kondisi Wiyang memang mulai membaik. Hanya, kapan dia dikembalikan ke tahanan, polisi menunggu kesimpulan dokter yang merawatnya. ”Bukan kata Kabidhumas,” ucap Argo, lantas tertawa.
Terkait dengan kamar Wiyang yang bukan ruang perawatan khusus tahanan, Argo menganggap tidak ada yang janggal. Menurut dia, Wiyang ditempatkan di ruang perawatan umum karena statusnya dibantarkan. Waktu selama menjalani pembantaran tidak dihitung sebagai masa tahanan.
Pembantaran itu bertujuan agar masa tahanan Wiyang selama 20 hari tidak habis. Sebab, polisi masih membutuhkan banyak keterangan. ”Kalau tidak dibantarkan, nanti tahu-tahu masa tahanan habis,” tuturnya.
Ruang kamar perawatan berjeruji, jelas Argo, digunakan untuk tahanan yang dibawa ke RS, tapi statusnya bukan dibantarkan. Selama menempati ruangan tersebut, masa tahanan tersangka tetap dihitung.
Di sisi lain, Kapolda Irjen Anton Setiadji memastikan bahwa pengusutan kasus kecelakaan supercar itu tidak akan main-main. Sebagai polisi nomor satu di Jatim, dia selalu mengawasi secara langsung. ”Saya sebagai Kapolda Jatim menjamin kasusnya harus tuntas. Saya yang tanggung jawab,” tegasnya. (eko/c9/agm)