Singapura Bangun Fiber-Optic di Jawa
Siap Investasi USD 150 Juta
JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mencatatkan minat investasi dari Singapura senilai USD 150 juta atau sekitar Rp 2,02 triliun. Investor dari Negeri Singa tersebut berminat menanamkan modalnya di sektor telekomunikasi. Khususnya terkait dengan penyediaan jalur komunikasi terintegrasi.
Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, investor di sektor telekomunikasi tersebut rencananya membentuk dua perusahaan di Indonesia untuk menangani keseluruhan proyek. ’’Investor Singapura itu berasal dari perusahaan dengan pengalaman 20 tahun dalam investasi, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan infrastruktur telekomunikasi,’’ ujarnya kemarin (4/12).
Mereka, lanjut Franky, hanya berperan sebagai jasa penyedia dan mengoperasikan infrastruk- tur jaringan tanpa adanya afiliasi dengan penyedia jasa telekomunikasi lainnya. Perusahaan tersebut juga telah memiliki aktivitas usaha di Kamboja dan Myanmar.
Di dua negara itu, perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan infrastruktur telekomunikasi pasif. Di antaranya, 8.600 kilometer jaringan fiber-optic terpasang di Kamboja dan 5.000 kilometer di Myanmar.
Terkait dengan hal itu, perusahaan telekomunikasi tersebut berniat membangun jaringan fiber-optic di Surabaya dan Jakarta. Pihaknya optimistis ke depan minat investasi dari Singapura terus meningkat. ’’Setelah Surabaya dan Jakarta, mereka akan membangun jaringan fiber-optic di kota-kota besar lainnya di Jawa sehingga menginterkoneksikan seluruh Pulau Jawa,’’ jelasnya.
Dalam kesempatan itu, sempat disinggung fasilitas tax holiday selama 9 tahun di Myanmar. Franky pun menjelaskan, Indonesia justru memiliki penawaran yang lebih menarik. ’’Insentif investasi berupa tax holiday selama 15–20 tahun diberikan kepada investor yang memenuhi persyaratan tertentu,’’ imbuhnya.
Singapura merupakan salah satu sumber investasi langsung (FDI) terbesar di Indonesia. Dari catatan BKPM, sejak 2010 hingga kuartal ketiga 2015, FDI dari Singapura hampir USD 30 miliar yang terdiri atas 6.868 proyek. Jumlah tersebut merupakan kontribusi dari beberapa sektor. Antara lain, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, pertanian dan perkebunan, pertambangan, industri makanan, industri mineral dan bukan metal, serta ketenagalistrikan, gas, dan air.
Berdasar data yang dirilis BKPM periode Januari–September 2015, Singapura merupakan negara teratas dengan nilai investasi USD 3,5 miliar. Kemudian, disusul Malaysia USD 2,9 miliar, Jepang USD 2,5 miliar, Korea Selatan USD 1,0 miliar, dan Belanda USD 0,9 miliar. (ken/c15/oki)