Bom di Restoran Kairo, 16 Nyawa Terenggut
KAIRO – Ledakan bom memecah keheningan pagi buta di pusat ibu kota Mesir kemarin (4/12). Insiden di restoran sekaligus kelab malam Kota Kairo itu mengakibatkan 16 nyawa melayang. Sekitar lima lainnya terluka. Sejauh ini, polisi belum berhasil mengungkap motivasi peledakan.
”Sebagian besar korban tewas karena tubuhnya hangus terbakar. Sebagian yang lain tewas karena asap terlalu tebal dan mereka sulit bernapas,” terang salah seorang polisi yang ikut menyegel lokasi kejadian. Kemarin polisi masih memburu pelaku peledakan yang diduga lebih dari seorang. Mereka diduga merupakan karyawan restoran sekaligus kelab malam tersebut.
Dari investigasi awal, para pelaku sempat terlibat pertengkaran dengan beberapa orang di lokasi kejadian. Tidak lama kemudian, bom molotov itu meledak. Karena restoran dan kelab malam tersebut terletak di basement, ledakan langsung menyulut kebakaran. Dalam hitungan menit, seluruh ruangan dipenuhi asap. Para pengunjung pun panik dan berlomba menyelamatkan diri.
Parahnya, jumlah pintu keluar di restoran sekaligus kelab malam tersebut terbatas. Selain itu, tidak ada tanda yang menunjukkan pintu keluar. Itulah yang membuat para pengunjung terjebak di dalam ruangan. Dini hari itu mereka terpanggang. ” Tidak ada rute evakuasi darurat,” imbuh polisi yang tidak menyebutkan namanya itu.
Versi lain menyebutkan, ledakan itu terjadi setelah 2–3 pemuda dilarang masuk petugas kelab malam. Kabarnya, mereka sempat terlibat cekcok di pintu masuk. Namun, petugas berhasil menghalau para pemuda itu. Di luar dugaan, mereka kembali ke kelab malam dengan membawa molotov dan langsung melemparkannya ke dalam ruangan.
Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, insiden itu sama sekali tidak berkaitan dengan aksi terorisme. Namun, polisi tetap tidak menutup kemungkinan tersebut. Apalagi para pelaku masih buron, kendati polisi sudah mengantongi identitas salah seorang pelaku. ”Sebanyak 11 lakilaki dan lima perempuan tewas dalam ledakan yang juga melukai tiga polisi tersebut,” terang kementerian. (AFP/ Reuters/BBC/AlAhram/hep/c5/ami)