Beras Impor Rusak saat Transit
MOJOKERTO – Perum Bulog Subdivre Surabaya Selatan Mojokerto menemukan adanya beras impor yang rusak saat transit di gudang penyangga Jalan RA Basuni, Kabupaten Mojokerto. Bulirbulir beras yang didatangkan dari Vietnam tersebut berubah warna menjadi cokelat kehitaman, lapuk, dan bahkan menggumpal serta berjamur.
Diduga kerusakan beras itu terjadi akibat kemasan karung terkena air laut saat dalam perjalanan angkutan kapal dari Vietnam menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. ’’Untungnya, jumlahnya (beras impor yang rusak) tidak banyak. Saat kita data, hanya terkumpul dua karung,’’ ujar salah seorang petugas gudang penyangga kemarin (4/12).
Sebanyak 3 ribu ton beras impor yang didatangkan pemerintah tersebut sudah tersimpan atau transit di gudang bulog 10 hari lalu. Beras itu dikemas menggunakan karung plastik berwarna putih lengkap dengan logo Bulog. Satu karung beras seberat 50 kilogram. ’’Kerusakan terjadi karena terkena air laut selama dalam perjalanan,’’ katanya.
Saat mengecek kondisi beras selama proses bongkar muat yang dilakukan bertahap, petugas gudang memang sempat menemukan 100 karung dalam kondisi basah. Rata-rata bagian karung yang basah terdapat pada bagian bawah.
Kepala Bulog Subdivre Surabaya Selatan Budi Genefiantara menyatakan, 3 ribu ton beras impor dari Vietnam hanya sementara berada di gudang Mojokerto. Sebab, gudang beras milik Bulog di Surabaya dan Sidoarjo saat ini penuh. ’’Untuk sementara, baru datang 3 ribu ton dari 5 ribu ton yang direncanakan.’’
Untuk mencegah kerusakan, petugas melakukan penyimpanan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) laiknya menyimpan beras lokal. Yakni, ditata secara menumpuk dengan dasar tumpukan dilengkapi alas kayu. Itu dilakukan untuk menghindari air, kelembapan, remuk, ancaman menjamur, dan berubah warna. (ris/yr/c17/dwi)