Jawa Pos

Ringkus Mucikari, Bongkar Prostitusi Online

Saat Pelaku Jajakan 12 Ayam Kampus

-

MALANG – Jaringan bisnis prostitusi online yang selama ini beroperasi lewat akun Facebook berhasil diungkap Polres Malang Kota kemarin (4/12). Petugas menangkap Bagus Artha Pamungkas alias AR, 21, mucikari prostitusi online. Pria yang berstatus mahasiswa drop out (DO) dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) ternama itu dibekuk saat menjajakan 12 mahasiswi dari sejumlah PTN dan PTS di Kota Malang yang berprofesi sebagai ”ayam kampus”.

Dalam penangkapa­n tersebut, polisi menyita beberapa barang bukti. Antara lain uang transaksi Rp 1,17 juta; dua handphone Android Samsung dan Lenovo; satu pak kondom; STNK; serta satu unit sepeda motor bernopol N 5380 CJ.

Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata mengatakan bahwa pihaknya sudah lama memantau praktik bisnis prostitusi online mucikari itu. Atas kejahatan yang dilakukan, pelaku dijerat pasal 506 KUHP tentang mengambil keuntungan dari bisnis prostitusi. Tersangka terancam hukuman penjara maksimal 1 tahun 3 bulan. ”Praktik yang dilakukan tersangka sudah menjadi target kepolisian beberapa bulan terakhir,” jelasnya saat rilis di Mapolresta Malang kemarin.

Singgamata berkomitme­n tak hanya menangkap mucikari, tetapi juga menelusuri kemungkina­n jaringan lain yang terlibat. ”Kami juga akan melacak lakilaki hidung belangnya. Mereka memang tidak akan kena sanksi pidana, tetapi akan kami beri sanksi moral,” tegas dia.

Berdasar informasi, Bagus ditangkap sekitar pukul 22.00 Jumat lalu (27/11) di sebuah kamar apartemen di kawasan Jalan Soekarno-Hatta. Saat itu dia menjajakan pekerja seks komersial (PSK) koleksinya. Pria dari Jakarta tersebut mengunggah foto-foto maupun spesifikas­i 12 mahasiswi yang dijualnya via Facebook. Para ayam kampus itu tidak hanya berasal dari Malang, tetapi juga Surabaya. Mereka dibanderol Rp 500 ribu hingga Rp 1,3 juta untuk sekali transaksi.

Saat Jawa Pos Radar Malang menelusuri akun Facebook milik Bagus, ternyata setiap hari dia mem- posting data ayam kampus yang bisa dipesan. Dalam posting terakhir pada 27 November 2015 pukul 11.43, Bagus mendaftar 17 PSK beserta data fisik masing-masing. Misalnya nama, tinggi badan, berat badan, ukuran dada, tarif, waktu eksekusi, serta syarat-syarat khusus.

Contoh salah satu posting berbunyi, ”Evva/gita TB 150 BB 55 Boob 36 lokasi harga 800 2x croot max jam 4 sore.” Syarat khusus yang di- posting adalah konsumen memakai kondom atau tidak. Lalu, ada juga ayam kampus yang memasang kriteria tertentu. Misalnya, pelanggan harus berusia minimal 35 tahun.

Dalam data dan daftar tersebut, juga disertakan nomor handphone dan PIN BB (BlackBerry). Tetapi, saat coba dihubungi wartawan koran ini, nomornomor tersebut sudah tidak aktif. Dalam daftar itu, bahkan diperinci ”ayamayam” lama hingga koleksi baru dan lokasi mereka. Di Kota Malang, ada 13 koleksi lama dan 2 nama baru atau yang disebut sebagai guest star. Di kawasan Surabaya, ada tiga orang yang bisa dipesan.

Untuk transaksi di Kota Malang, Bagus menyediaka­n lokasi eksekusi. Yakni, dua kamar apartemen di kawasan Jalan Soekarno-Hatta yang sengaja dia sewa. Sementara itu, transaksi di Surabaya bergantung kesepakata­n. Dalam posting tersebut, tidak disertakan foto. Namun, bagi yang mengingink­an foto, Bagus menjanjika­n mengirimny­a lewat inbox (kotak pesan

maupun WhatsApp (WA). Bagus cukup rapi dalam menjalanka­n aksinya agar tidak ketahuan. Setelah mem- posting daftar nama, data fisik, dan harga PSK, dia menunggu pesanan dari calon konsumen. Baik melalui inbox, pesan WA, maupun telepon. Setelah terjadi kesepakata­n, dia bertemu dulu dengan calon pelanggan di kafe untuk memastikan bukan transaksi fiktif.

Selanjutny­a, konsumen diajak ke apartemen sebagai lokasi eksekusi. Untuk setiap transaksi, konsumen diberi waktu dua jam alias short time.

”Mereka membayar langsung kepada perempuan yang dipakai. Nanti saya dikasih Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu kalau yang didapat lebih dari Rp 1 juta,” jelas Bagus saat ditemui di Mapolres Malang Kota.

Bagus mengaku bisa mengakomod­asi dua hingga tiga transaksi dalam sehari. Dia juga mengaku telah melakoni bisnis prostitusi online tersebut selama setahun. ”Saya sewa dua kamar di apartemen. Jika tidak sedang digunakan, kadang juga saya sewakan harian,” jelasnya.

Pelanggan ayam kampus berasal dari berbagai kalangan. Jika sehari dapat melakukan tiga transaksi, paling tidak Bagus bisa mengantong­i Rp 9 juta dalam sebulan. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Bagus mengawali bisnis postitusi online tersebut karena mengenal salah seorang ayam kampus. Setelah itu, dia menjaring sendiri untuk menambah koleksi. Awalnya, dia mendekati perempuan-perempuan yang dikenal temanteman­nya sebagai bispak (bisa dipakai). Selanjutny­a, dia menawari perempuan tersebut untuk dijadikan sebagai jualannya. ” Ya saling menguntung­kan,” ujarnya. (lil/lia/c11/dwi)

 ?? RUSYDI ZAIN/JAWA POS RADAR MADURA ?? SUDAH LAMA JADI TARGET: Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata (kiri) menunjukka­n barang bukti dan tersangka prostitusi online saat rilis kemarin.
Facebook)
RUSYDI ZAIN/JAWA POS RADAR MADURA SUDAH LAMA JADI TARGET: Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata (kiri) menunjukka­n barang bukti dan tersangka prostitusi online saat rilis kemarin. Facebook)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia