Lautan Pasir Tertutup bagi Wisatawan
Aktivitas Vulkanis Naik, Bromo Berstatus Siaga
PROBOLINGGO – Setelah mengalami peningkatan aktivitas vulkanis sejak akhir Oktober, status Gunung Bromo akhirnya dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Perubahan status itu ditetapkan Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) kemarin (4/12) pukul 14.00.
Dengan status tersebut, radius aman Bromo bertambah. Jika semula ditetapkan 1 kilometer dari puncak kawah, kini radius aman ditetapkan menjadi 2,5 kilometer. ’’Namun, tidak perlu ada pengungsian. Sebab, (radius aman Bromo) masih berada dalam kaldera lautan pasir,’’ kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo Ahmad Subhan kemarin sore.
Terkait dengan radius tersebut, lanjut dia, kaldera lautan pasir Bromo seluas 6.290 hektare diimbau steril dari aktivitas wisatawan. ’’Data dasar menunjukkan kenaikan aktivitas vulkanis yang signifikan,’’ ujar Subhan.
Dia menjelaskan, selama 24 jam pada Kamis (3/12), gempa tremor terekam dengan amplitudo berkisar 2–8 milimeter (mm) dan angka dominan 5 mm. Lantas, sekitar pukul 06.00 kemarin, amplitudo gempa tremor naik menjadi 3–12 mm dengan angka dominan 5 mm.
Dari puncak kawah, ungkap dia, terlihat asap cenderung kelabu yang membubung dengan ketinggian berkisar 100–200 meter. Padahal, sehari sebelumnya, ketinggian asap dari kawah berkisar 50–150 meter. ’’Pergerakan asap mengarah ke barat dan barat daya,’’ jelasnya.
Sementara itu, kenaikan status Bromo langsung direspons Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Mulai kemarin, lautan pasir dari empat penjuru ditutup bagi wisatawan. Itu meliputi pintu Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang.
’’Kami sudah melangkah dengan menutup pintu masuk lautan pasir,’’ terang Kepala Bidang Wilayah 1 TNBTS Fariana Prabandari saat dikonfirmasi terpisah. Sabana serta Bukit Teletubis otomatis juga terlarang bagi para wisatawan dengan alasan keselamatan.
Terkait dengan langkah tersebut, TNBTS berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), polisi, dan TNI untuk membantu penjagaan di sejumlah pintu masuk menuju lautan pasir. ’’Kami sudah siapkan tanda larangan ke lautan pasir, besok (hari ini, Red) mulai dipasang,’’ jelas Fariana.
Langkah itu ditempuh karena hari ini merupakan akhir pekan. Jumlah pengunjung biasanya meningkat atau lebih banyak.
Meski lautan pasir ditutup, kata Fariana, wisatawan dapat menikmati panorama Gunung Bromo dari puncak Penanjakan dan Bukit Cinta yang berada di luar lautan pasir. Bahkan, dia menjelaskan bahwa pemandangan atau view dari dua lokasi di Kabupaten Pasuruan tersebut semakin tepat untuk melihat aktivitas vulkanis Bromo dari ketinggian. (qb/mie/co2/dwi)