Januari Lobi Kuota Haji 2016
Tagih Tambahan 20 Ribu Kursi
JAKARTA – Kepastian kuota haji 2016 segera diketahui. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan bertolak ke Arab Saudi untuk memenuhi undangan menteri haji Saudi Januari 2016. Salah satu pembahasan dalam pertemuan itu adalah urusan kuota dan pelayanan haji.
Lukman menjelaskan, setelah penyelenggaraan haji 2015 rampung, pihaknya langsung tancap gas mempersiapkan haji tahun depan. Salah satunya pembahasan awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang sudah mulai dilakukan. ”Selain itu, saya akan berkoordinasi langsung dengan otoritas di Saudi,” katanya kemarin (4/12).
Lukman memaparkan, dalam pertemuan tersebut, salah satu yang dibahas adalah urusan kuota haji Indonesia. Dia berharap kuota haji Indonesia tahun depan bisa dipastikan kembali seperti semula. Sebagaimana diketahui, kuota tetap jamaah haji Indonesia, normalnya, adalah 211 ribu orang.
Meski belum ada kepastian dari pemerintah Saudi, Lukman optimistis kuota haji Indonesia kembali ke angka 211 ribu. Salah satu indikasinya, pemerintah Saudi sudah melansir bahwa proyek renovasi Masjidilharam tuntas sebelum musim haji 2016 dimulai.
Lukman mengatakan, selama masa renovasi Masjidilharam itu, kuota haji Indonesia dipangkas hingga 20 persen. Akibatnya, kuota haji yang semestinya 211 ribu orang susut menjadi 168.800 ribu orang. Pemangkasan tersebut diputuskan pemerintah Saudi dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan berhaji di tengah proyek renovasi Masjidilharam.
Selain meminta kepastian kuota Indonesia kembali ke angka normal 211 ribu orang, Lukman bakal menagih rencana penambahan kuota. Sebagaimana diketahui, pemerintah Saudi saat pelaksanaan haji lalu (2015) menjanjikan penambahan kuota 20 ribu orang. Rencana penambahan kuota itu disampaikan Raja Salman saat menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di Jeddah September lalu.
Jika penambahan kuota tersebut benarbenar terwujud, lanjut Lukman, panjang antrean bisa terpangkas. Sebab, kuota haji Indonesia bisa meningkat dari kondisi normal 211 ribu orang menjadi 230 ribu orang. Lukman menyampaikan bahwa tahun ini sejatinya Saudi memberikan kuota tambahan 10 ribu kepada Indonesia. Namun, pemberian kuota tambahan itu mepet dengan closing date pengurusan visa haji.
Lukman tidak memungkiri bahwa sejak kuota haji Indonesia dipangkas 20 persen pada 2013, panjang antrean semakin mengular. Sebab, jamaah yang berangkat semakin sedikit, sedangkan jamaah baru yang mendaftar terus bertambah.
Merujuk data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, antrean paling panjang ada di Kabupaten Waji dan Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan), yakni hingga 2052 atau 37 tahun lagi. Kemudian disusul Kabupaten Bantaeng (2051) dan Kabupaten Pinrang (2049).
Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay berharap dalam pertemuan itu pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus pada urusan kuota. Tetapi juga membahas persiapanpersiapan pelayanan teknis lain selama jamaah berada di Saudi. Di antaranya terkait pembuatan visa dengan regulasi baru berdasar sistem e-hajj. Dengan komunikasi yang dilakukan lebih dini, Saleh berharap tidak terjadi gangguan dalam penerbitan visa haji seperti musim ini. Seperti diketahui, keberangkatan sejumlah jamaah haji sempat tertunda karena visa haji belum keluar.
Selain itu, Saleh berharap pemerintah Indonesia bisa mengomunikasikan pelayanan saat jamaah berada di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Juga berdiplomasi terkait dengan koordinasi keamanan. Berdasar pantauannya saat inspeksi pelayanan haji, banyak petugas haji resmi dari Indonesia yang tidak mendapat perhatian dari petugas atau polisi Saudi. (wan/c9/end)