Foto Gaya tanpa Rusak Bunga
Warna-warni Taman Mirabell di Austria
JALAN- jalan ke Salzburg, Austria, banyak tempat yang bisa dinikmati. Salah satu yang terkenal adalah Taman Bunga Mirabell. Bagi pelancong yang datang dari luar kota, naik kereta jurusan Salzburg bisa jadi pilihan yang tepat. Sebab, jarak Taman Mirabell dengan stasiun kereta tidak terlalu jauh.
Turun dari kereta, menuju taman itu bisa sambil jalan. Terasa menyenangkan karena disuguhi suasana Kota Salzburg, yang keindahannya tak beda dengan kota-kota lain di Eropa.
Tiba di taman itu, saya langsung disambut suasana segar, rindang, sejuk, dan nyaman. Banyak warga kota yang menghabiskan waktu di sana. Setelah melintasi taman, selanjutnya melihat hamparan tanah seluas lapangan sepak bola. Di situ, tumbuh bunga-bunga beraneka warna yang disusun indah, menampakkan untaian warna seperti pelangi.
Berada di Taman Bunga Mirabell, pasti menemukan yang terjadi di taman-taman bunga tersohor dunia lainnya. Para pelancong, selain menikmati indahnya bunga, pasti juga mengambil foto. Entah difoto oleh rekan atau meminta tolong pelancong lain maupun selfie. Meski demikian, yang dilakukan tidak merusak apa yang ada di taman. Para pengunjung dengan kesadarannya menjaga betul keindahan bunga-bunga itu. Mengapa demikian?
Berkebun bisa jadi merupakan tradisi atau kebudayaan bangsa Eropa yang sudah dilakukan ratusan tahun lalu. Mereka suka berkebun bunga. Sebab, pada musim-musim tertentu, bunga yang beraneka warna dan berbagai spesies itu tumbuh dengan indahnya.
Tradisi itulah yang membuat mereka menciptakan taman bunga, sebuah taman yang tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat bunga, tapi juga bisa dijadikan tempat mencari hiburan, melepas penat, dan berkumpul di waktu libur.
Perpaduan itulah yang membuat pemerintah setempat membangun fasilitas pendukung untuk menambah kecantikan dan kenyamanan. Untuk itulah, mereka membuat jalan yang menyusuri taman bunga, membuat patung, dan kolam air mancur.
Pun demikian Taman Bunga Mirabell. Taman bunga yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun itu dibangun untuk para warga yang ingin menikmati musim semi dan musim panas.
Memang antara kita dan bangsa Eropa memiliki kesenjangan soal berkebun bunga. Bangsa Eropa memiliki budaya berkebun sejak lama, sedangkan kita mulai berpikir bagaimana berkebun bunga yang baik dan benar setelah terjadi kehebohan di Taman Bunga Amarilis, Gunungkidul, Jogjakarta.
Penataan bunga yang berjumlah ratusan, yang ditanam di halaman pemiliknya, sepertinya tidak dirancang seperti yang ada di Taman Bunga Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, apalagi taman bunga di Eropa. Akibatnya, problemnya kita lihat di media sosial, perang status soal kerusakan taman bunga karena ulah pengunjung. (*/c11/ayi)