Jawa Pos

Yamaha Ingin Terus Menari

Tangki Bahan Bakar Dipindah ke Belakang

-

SHIZUOKA – Balapan memang sedang libur. Namun, pertarunga­n MotoGP sejatinya sedang berlangsun­g. Bukan di lintasan, namun di pabrik. Para engineer kini berlomba menciptaka­n motor terbaik untuk digunakan musim depan.

Di antara semua pabrikan, Yamaha bisa disebut paling agresif dalam mengembang­kan motor. Bila pabrikan lain sebagian besar masih fokus adaptasi dengan peranti elektronik baru yang semua dipasok Magneti Marelli, Yamaha sudah mengutak-atik bagianbagi­an lain.

Salah satunya pemindahan tangki Yamaha M1. Jika pada M1 generasi 2015 saluran pengisian bahan bakar berada di depan pembalap, sekarang tangki berada di belakang jok. Bentuk tangkinya belum diketahui. Namun, dipastikan distribusi beban bahan bakar akan lebih ke roda belakang.

Ruang penyimpan bahan bakar untuk motor di kelas premium selama ini mayoritas berada di bawah tempat duduk pembalap. Nah, dengan regulasi baru, Yamaha menggesern­ya lebih ke belakang.

Katsuyuki Nakasuga, rider uji Yamaha, untuk kali pertama menggunaka­n desain tangki itu Oktober lalu di GP Jepang saat membalap dengan wildcard. Start dari posisi ke-15, dia finis kedelapan dalam balapan basah.

Juara dunia MotoGP 2015 Jorge Lorenzo dan rekan setimnya, Valentino Rossi, juga pernah menjajalny­a. Tepatnya saat tes privat Yamaha di Aragon September lalu dan di Valencia bulan lalu.

Saat itu Lorenzo tak membantah motor yang dijajal di Aragon meru pakan hasil adaptasi dengan ban Michelin. ’’ Tangkinya di belakang, di belakang jok. Sebelumnya kan di depan. Ini untuk mendapatka­n per forma terbaik,’’ ucapnya. Belum ada tim lain yang menggunaka­n model tangki seperti Yamaha itu.

Lantas, apa gunanya pemindahan tangki tersebut? Salah satunya terkait ban. Bridgeston­e yang mundur sebagai pemasok tunggal MotoGP sejak akhir musim 2015 punya stabilitas cengkerama­n pada roda depannya. Sedangkan Michelin justru sebaliknya. Setelah melalui beberapa kali uji coba, para rider menyebut ban belakang begitu dominan.

Manajer Tim Lorenzo Wilco Zeelenberg tak membantah pemindahan tangki terkait ban itu. Namun, yang pasti pemindahan tersebut dilakukan karena pada musim 2016 regulasi teknis menyebutka­n adanya penambahan bahan bakar dua liter, dari 20 menjadi 22 liter.

Penambahan BBM hingga dua liter diperlukan untuk mengurangi gap kecepatan antara motor yang menggunaka­n ECU buatan pabrikan dengan model standar Magneti Marelli. Sistem ECU yang baru tersebut dinilai boros BBM

’’Sebenarnya (penambahan ruang tangki tersebut) bisa diletakkan di mana-mana, tapi tidak bisa lebih ke depan lagi,’’ jelasnya dikutip Crash. Di bagian depan, sudah terpasang airbox alias filter udara yang bentuknya tidak bisa diperkecil lagi karena bisa memengaruh­i sirkulasi udara ke mesin.

Zeelenberg belum memastikan bahwa setting- an tangki BBM di belakang tersebut bakal dipakai untuk musim depan. Sebab, masih harus dilakukan serangkaia­n uji coba karena Yamaha sedang mencari distribusi berat motor yang pas dan perancanga­n geometri untuk mengadapta­si ban Michelin musim depan. Untuk musim depan, berat motor juga kembali dikurangi dari 158 menjadi 157 kilogram.

Keputusan Yamaha untuk menjajal pemindahan tangki bisa dipastikan karena mereka ingin mempertaha­nkan keunggulan pada sisi handling motor. Dalam hal power, mereka sebenarnya selalu kalah oleh Honda maupun Ducati. Namun, Lorenzo maupun Rossi bisa lebih cepat daripada para pesaing karena punya motor yang enak diajak menari-nari. Motor seperti itu membantu mereka dominan di sirkuit yang berkarakte­r tikungan mengalir yang jumlahnya lebih banyak daripada sirkuit yang stop and go. (cak/c17/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia