Jawa Pos

Tanggul 350 Meter Sangat Penting

Hilangkan Luberan Bengawan Solo ke Desa Tiremengga­l

-

GRESIK – Keberadaan Bendung Gerak Sembayat (BGS) ternyata belum sepenuhnya menjadi solusi untuk mengatasi banjir di kawasan Gresik utara. Buktinya, sejumlah masyarakat justru waswas saat bendungan itu ditutup. Kekhawatir­an tersebut dirasakan warga di Desa Tiremengga­l, Kecamatan Dukun.

’’ Jika bendungan itu ditutup, praktis air di bagian hulu bendungan akan mandek. Ujungnya, volume air Sungai Bengawan Solo yang melalui desa kami juga akan naik,’’ jelas Kepala Dusun Kali Agung, Desa Tiremengga­l, Arif Iswadi kemarin (4/12).

Menurut dia, masih ada bibir sungai yang kondisinya mengkhawat­irkan. Jadi, potensi meluber di daerahnya masih sangat besar. Tiremengga­l merupakan salah satu desa yang dilalui Sungai Bengawan Solo. Setiap tahun desa dengan 2.400 jiwa dan 600 rumah tersebut langganan banjir. Tiremengga­l berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan.

Arif menuturkan, Bengawan Solo melewati Desa Tiremengga­l sepanjang 3 kilometer. Sebagian besar bibir sungai sudah dipasangi tanggul. Perbaikan dan pembanguna­n tanggul berlangsun­g pada 2006. Tanahnya dibebaskan sejak 2003.

’’Namun, ada 350 meter kawasan yang kondisinya mengkhawat­irkan. Kawasan tersebut masih belum tersentuh pembanguna­n tanggul,’’ ujarnya.

Sebenarnya, kata Arif, pemerintah pusat berjanji melanjutka­n pembanguna­n tanggul. Namun, sampai sekarang belum ada niat untuk membebaska­n lahan. Air, lanjut dia, selalu meluber melalui bibir sungai yang belum ada tanggulnya.

Selanjutny­a, air masuk ke Kali Gede, anak Bengawan Solo, dan terbawa sampai ke Sidayu. Akibatnya, 50 hektare lahan pertanian terancam tenggelam. ’’Musim lalu kondisinya tidak begitu parah. Dampak terparah terjadi sekitar 2007,’’ ujar Arif.

Bapak dua anak itu menjelaska­n, pada tahun tersebut 60 rumah tenggelam. Air juga merusak peternakan, fasilitas umum, dan 50 hektare lahan pertanian di Dukun serta Sidayu.

Arif menegaskan, pihaknya tidak hanya duduk manis dan berdiam diri. Masyarakat tetap bekerja untuk mengantisi­pasi luberan Bengawan Solo. Salah satunya mempersiap­kan tanggul sementara. Tanggul dibuat dengan karung yang berisi pasir.

’’ Tahun lalu tumpukan karung pasir mencapai tinggi empat sak. Masyarakat juga bersiap-siap mengungsik­an ternak,’’ papar Arif. Dia berharap ganti rugi yang direncanak­an sebelumnya bisa segera terealisas­i. Dengan demikian, desa yang memiliki dua dusun tersebut bisa terbebas dari banjir. (hen/c15/dio)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia