Jawa Pos

Masa Lelang Hanya 25 Hari

-

Dengan demikian, kontraktor pemenang hanya mempunyai waktu sebulan untuk menyelesai­kan proyek tersebut. ’’Bahkan, saat pembahasan dulu, pemkot agak ragu bisa menyerap dana sebesar itu,’’ ungkap Agung.

Dia tidak yakin proyek tersebut bisa selesai sebelum akhir Desember. Sebab, lahan yang akan diuruk adalah bekas tambak. ’’Kalau salah teknik pengurukan, justru bisa rusak. Tanah jadi turun,’’ tambah Agoeng.

Pihaknya pun sudah mendiskusi­kan masalah tersebut dengan rekannya yang biasa menguruk lahan di proyek pemkot. Khusus untuk lahan bekas tambak, harus ada pengerukan sedimen lumpur. Bila tidak, pengurukan itu akan ambles. ’’Kontur tanah tidak akan rata. Lha, rencananya dipakai untuk sirkuit internasio­nal, masak mau dibuat asal-asalan,’’ ungkap Agoeng.

Selain itu, pengurukan lahan harus dibarengi dengan tes tanah lebih dulu. Biasanya, pengetesan itu dilakukan di laboratori­um ITS. ’’Setidaknya, prosesnya memakan waktu lima hari. Itu paling cepat, bisa juga lebih lama,’’ jelasnya.

Agoeng berharap proyek tersebut tidak dikerjakan asalasalan. Menurut dia, tidak perlu mengejar waktu untuk proyek yang memang tidak realistis. ’’Jangan sampai nanti di belakang hari ada masalah hukum,’’ ungkapnya.

Sudirjo, anggota lain komisi C, mengungkap­kan dirinya sejak awal mencium aroma ketidakber­esan pada proyek tersebut. ’’Usul anggaranny­a diajukan saat PAK (perubahan anggaran keuangan). Padahal, PAK itu sudah akhir tahun,’’ ujarnya.

Dia menjelaska­n, kalau proyek dipaksakan bisa terealisas­i, bukan tidak mungkin pengurukan malah bermasalah. Sebab, dana yang dipergunak­an berasal dari APBD. ’’Lelang setidaknya berjalan 40 hari. Itu belum pengerjaan­nya, apa bisa selesai sebelum tutup buku (akhir Desember, Red)?’’ tambahnya.

Sesuai dengan data lelang elektronik, anggaran pengurukan sirtu di lahan tersebut dialokasik­an Rp 2,7 miliar. Pemenang lelangnya adalah PT Kharisma Bina Kontruksi yang menawar Rp 2,5 miliar. Yang menarik, masa lelang ternyata hanya 25 hari. Yakni, 5–30 November.

Padahal, proses biasanya berjalan 40 hari. Misalnya, lelang pengurukan sirtu di Rusunawa Romokalisa­ri dengan anggaran yang tidak jauh berbeda, yakni Rp 2 miliar. Lelang tersebut dimulai pada 9 Februari–23 Maret atau 42 hari.

Sementara itu, Kabid Olahraga Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya Edi Santoso mengungkap­kan, proyek sirkuit balap dimulai dengan pengurukan yang direncanak­an bulan ini. Yang diuruk adalah lintasan drag race. Lebarnya mencapai 30 meter dengan panjang 400 meter. ’’Pengurukan itu dilakukan untuk tahap awal pembanguna­n sirkuit internasio­nal level MotoGP,’’ katanya.

Dia membenarka­n bahwa lelang sudah dilaksanak­an. Dokumen pun telah diserahkan ke unit layanan pengadaan (ULP). ’’Data lelang satu bulan lalu masuk ULP, sesuai dengan prosedur,’’ ujarnya.

Namun, Edi tidak bisa berkomenta­r jika ada pihak yang mempersoal­kan waktu lelang yang begitu singkat. Menurut dia, cepat atau lambatnya proses berada di ULP. Pihaknya pun sudah menyerahka­n proses tender ke instansi tersebut.

Dia berdalih dispora tidak memiliki wewenang menentukan lama tidaknya waktu lelang. Termasuk memilih pemenang lelang. ’’Kami tahunya terima beres. Yang memproses lelang di ULP,’’ katanya. (jun/nir/co2/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia