Jawa Pos

Lontang-lantung Tiga Bulan

-

SELAMA bertahun-tahun kehidupan Irwan Yusuf jauh dari kata layak. Sebelum dibawa ke panti sosial, tiga bulan terakhir Irwan kerap terlihat di kawasan Jalan Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.

Memang sekitar 2010, Irwan tinggal di kawasan itu. Dia indekos di Jalan Pondok Jaya, Mampang. Nanik, pemilik kos, membenarka­n bahwa ayah Caca pernah menyewa kamar di tempat itu. ’’Bulannya saya lupa. Sudah lama banget,’’ ujar Nanik saat dijumpai di kos-kosan yang menjadi satu dengan rumah tempat tinggalnya kemarin (28/3).

Irwan hanya indekos di sana selama dua bulan. ’’Saya nggak tahu alasan dia keluar,’’ tuturnya. Namun, dia mengungkap­kan, saat meninggalk­an kamar kosnya, Irwan masih memiliki tanggungan biaya. ’’Mungkin dia pindah karena malu bayar kosnya nyicil-nyicil terus. Yang terakhir, dia masih punya utang. Tapi, sudah nggak saya tagih,’’ lanjut Nanik.

Selama tinggal di sana, Irwan dikenal sebagai orang yang pendiam. Nanik juga tidak tahu sama sekali profesi Irwan saat itu. Hanya, tingkah lakunya selama tinggal di kamar kos terkadang suka bikin orang mengernyit­kan dahi. ’’Dia suka tidur sembaranga­n. Jadi, saya kan nggak enak dilihat tetangga,’’ ujar perempuan berhijab tersebut.

Selain itu, dia mengatakan bahwa Irwan sering bertingkah aneh. ’’Dia pernah nyebur ke dalam bak mandi. Padahal, itu kamar mandi buat semua anak kos,’’ ungkap Nanik.

Nah, setelah sekian lama meninggalk­an kawasan Bangka, tiga bulan terakhir Irwan kembali ke daerah itu. Hal tersebut diungkapka­n Heru Santoso, warga setempat yang kerap menjumpai Irwan. ’’Bajunya lusuh dan badannya seperti orang yang nggak pernah mandi. Di kakinya juga banyak luka,’’ tutur Heru yang sempat mengobrol dengan Irwan.

Selama tiga bulan itu, lelaki malang tersebut lontang-lantung. Dia kerap mendatangi Musala As-Salam yang tidak jauh dari bekas rumah kosnya dulu. ’’Dia tidur di teras musala itu,’’ katanya. ’’Kadang dia duduk-duduk di pinggir aliran anak Kali Krukut,’’ lanjut Heru sambil menunjukka­n lokasi-lokasi yang dia sebutkan.

Heru menceritak­an, ketika duduk, Irwan kerap bertingkah seperti orang yang sedang mengendara­i mobil. ’’Mungkin mengenang saat dulu dia masih punya mobil,’’ tambah Heru. (dod/c7/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia