Dipanggil Dewan, Dispendik Siap
H-6 UNBK, Sekolah Masih Belum Klir
Epidermolysis bullosa termasuk penyakit kulit langka. Tergolong kelainan genetis. Gejala kulit memerah, lecet, dan mengelupas. Kulit yang tergesek akan luka. Bukan penyakit menular. Penanganannya merawat luka seumur hidup.
SURABAYA – Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk SMA/SMK tinggal sepekan lagi. Dinas Pendidikan Kota Surabaya tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan pelaksanaan ujian. Termasuk mendeteksi permasalahan di setiap sekolah. Komisi D DPRD Surabaya kemarin (28/3) memanggil Kadispendik Surabaya Ikhsan untuk menanyakan kesiapan menghadapi UNBK.
Ikhsan mengatakan, tahap akhir sinkronisasi dan simulasi UNBK berjalan lancar. Kemudian, pada 31 Maret hingga 2 April mendatang, dilaksanakan finalisasi. ’’ Meski tanggalnya segitu (H-2), kami tetap saling mengecek dengan sekolah dan teknisi,’’ tuturnya kemarin (28/3).
Menurut Ikhsan, tim dispendik turun ke sekolah-sekolah untuk mencari permasalahan yang bisa menghambat pelaksanaan UNBK
Kemudian, mereka bersamasama mencari solusi untuk membantu pihak sekolah. Dia juga meminta masyarakat memberikan masukan apabila menemukan kendala di sekolah.
Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) memberikan batasan kepada dispendik hingga H-2 untuk memantau persiapan UNBK. Karena itu, saat ini mereka bergerak cepat agar tidak terjadi permasalahan yang tidak diinginkan pada hari H. ’’Sekarang mumpung masih ada waktu untuk menyelesaikan,’’ ucapnya.
Meski demikian, dispendik mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Salah satunya, Telkom terus memantau jaringan internet per wilayah di Surabaya. Mereka menerjunkan 22 petugas khusus untuk memantau seluruh Surabaya. Dengan demikian, masalah jaringan dan perkabelan bisa diatasi dengan mudah.
Tidak hanya itu. PLN juga mem- bantu memantau jaringan listrik selama UNBK berlangsung. Hal tersebut disebabkan tahun ini ratusan sekolah melaksanakan UNBK. Karena itu, tidak mungkin menyediakan genset untuk jaga-jaga jika listrik mati. ’’Tahun lalu saat CBT ( computer basic test, Red) pesertanya sedikit. Jadi, bisa sedia genset,’’ ujarnya.
Dari 624 sekolah di Surabaya, ada 63 sekolah (11 persen) yang masih nebeng untuk pelaksanaan UNBK. Ada yang meminjam kepada murid dan wali murid. Ada juga yang dibantu sekolah yang satu yayasan atau satu kecamatan dan subrayon. Selain itu, ada yang menggunakan testing center di lima wilayah.
Namun, Ikhsan menyatakan bahwa tahun ini tidak ada testing center. Sebab, hanya sedikit sekolah yang memanfaatkannya. Sebagai gantinya, dispendik memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah untuk menyelesaikan permasalahan.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana menyatakan sudah dua kali ini mengundang dispendik. Tujuannya berkoordinasi terkait pelaksanaan UNBK. Dia berharap pelaksanaan unas kali ini aman tanpa kendala. ’’Kami berharap murid-murid juga lebih berani dan tidak grogi agar hasilnya maksimal,’’ tuturnya.
Peserta UNBK dari SMA/SMK negeri maupun swasta mencapai 37 ribu siswa. Bukan hanya sekolah, melainkan wali murid juga diharapkan bekerja sama agar pelaksanaan UNBK bisa sukses. Begitu pula pihak penyedia jasa internet dan listrik. Agustin meminta tidak dilakukan pemadaman listrik selama sepekan ke depan. ’’Program ini harus sukses tanpa kendala,’’ tegasnya.
Pada 2 April, seluruh anggota komisi D juga akan turun lapangan. Mereka memantau persiapan di sekolah-sekolah. ’’Yang paling penting, pelaksanaan di lapangan tidak menemui kendala,’’ ujarnya.
Sementara itu, geladi bersih UNBK berakhir kemarin (28/3). Meski termasuk simulasi tahap terakhir, masih ada sekolah yang baru pertama menyelenggarakan. Salah satunya SMA Budi Sejati.
Kepala SMA Budi Sejati Mohammad Asikun menerangkan, awalnya pihak sekolah berkeinginan melaksanakan ujian nasional paper based test (PBT). Namun, lanjut dia, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mengimbau seluruh sekolah SMA/SMK mengikuti UNBK. ”Kami sekolah menengah ke bawah. Tidak mampu memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan,” katanya.
Asikun mengungkapkan, 35 siswa kelas XII di sekolahnya akan mengikuti UNBK dengan cara nebeng di testing center. Namun, ternyata testing center dibatalkan. Karena itu, pihak SMA Budi Sejati diwajibkan menyediakan komputer sendiri. ”Ya, kami pikir sama saja kalau suruh menyediakan komputer sendiri,” ujar Asikun. Karena itulah, pihak sekolah berusaha memenuhi sarana prasarana pada detik-detik terakhir sebelum pelaksanaan geladi bersih.
”Untungnya, kami punya guru yang dapat merakit komputer. Jadi, sedikit lebih hemat. Kalau mengan- dalkan bantuan unas, kami belum menerimanya sampai saat ini,” katanya. Setelah memenuhi sarpras itulah, sekolah memberikan laporan ke Dispendik Surabaya untuk verifikasi.
Dia menerangkan, sekolah memiliki 10 komputer. Setelah itu, sekolah akhirnya membeli 10 komputer rakitan senilai Rp 20 juta. ”Kami bisa menyediakan 20 komputer sesuai dengan jumlah siswa,” katanya.
Kalau SMA Budi Sejati berusaha keras membeli komputer rakitan, SMK Puruhita pasrah nebeng sarpras UNBK di SMKN 6 Jl Margorejo. Waka Kurikulum SMK Puruhita Mingnarto menerangkan, 15 siswa kelas XII sudah mengikuti simulasi UNBK dan tryout di SMKN 6. ”Jadi, siswa kami sudah terbiasa di sana. Termasuk saat geladi bersih UNBK,” ujarnya.
Namun, mereka tidak asal nebeng. Mingnarto menerangkan, sekolah menyumbang RAM untuk 15 komputer selama pelaksanaan UNBK. Namun, lanjut dia, karena SMKN 6 tidak menyediakan headset untuk ujian bahasa Inggris, Mingnarto mengimbau seluruh siswa membawa masing-masing.
Mingnarto melanjutkan, tidak semua headset yang dibawa siswa sesuai dengan perangkat komputer di SMKN 6. ”Kami kesulitan juga mencari dana bantuan,” ujarnya. Apalagi, saat awal tryout, SMK Puruhita harus menyewa komputer yang diboyong ke SMKN 6. ”Sewa itu saja kami harus menghabiskan sekitar Rp 30 juta,” katanya. ”Jadi, kami tidak sewa lagi dan numpang di SMKN 6,” tambah Mingnarto. (ant/bri/c6/end)