Penguatan Emas Hitam Terganjal Tiongkok
JAKARTA – Saham perusahaan tambang batu bara bertahan meski diterpa isu penurunan harga jual di pasar ekspor. Indeks saham-saham di sektor pertambangan mencatatkan kenaikan tertinggi di tengah penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam penutupan perdagangan kemarin. Indeks ditutup melemah 21,790 poin (0,421 persen) ke level 5.148,319.
Hanya ada tiga indeks sektoral yang berhasil menguat. Yakni, pertambangan (1,21 persen); aneka industri (0,44 persen); dan industri dasar dan chemicals (0,17 persen). Sejak awal tahun hingga kemarin, indeks saham sektor pertambangan telah meningkat 64,55 persen. Pada periode yang sama, IHSG hanya tumbuh 12,09 persen.
Saham Harum Energy (HRUM) meningkat 0,87 persen ke level Rp 2.320 per saham. Saham Adaro Energy (ADRO) naik 2 persen ke level Rp 1.530 dan Bumi Resources (BUMI) naik 16,53 persen ke level Rp 282. Sebaliknya, saham Vale Indonesia (INCO) turun 0,32 persen menjadi Rp 3.100 serta saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) merosot 0,17 persen menjadi Rp 14.700.
Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan mengungkapkan, saham emiten batu bara sedang menghadang upaya penurunan harga batu bara dunia oleh Tiongkok. Saat ini harga di pasar ekspor mencapai USD 100 per ton. Upaya penurunan harga dilakukan karena kebutuhan komoditas batu bara di Tiongkok terbilang tinggi sehingga harga batu bara yang tinggi menambah beban produksi. ”Kami menurunkan rekomendasi sektor batu bara menjadi underweight. Seluruh rekomendasi emiten saham sektor tersebut kami turunkan menjadi sell (jual),” ungkapnya kemarin (21/11).
Koreksi harga saham tak terkait kinerja emiten. Volume produksi dan penjualan Bukit Asam (PTBA) diprediksi naik pada tahun depan setelah penyelesaian jalur kereta api Tanjung Enim–Prabumulih. ITMG juga berpotensi diuntungkan dari kenaikan rerata harga jual (ASP) yang sudah terjadi. Begitu juga HRUM dan ADRO.
Research Analyst PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, nilai tukar USD tertekan seiring naiknya harga minyak dunia hingga 1,4 persen ke kisaran USD 46,49. (gen/c10/noe)