Gempa Guncang Sumbar dan Sumut
Landasan Pacu Kualanamu Retak
JAKARTA – Gempa mengguncang beberapa wilayah di Sumatera kemarin (16/1). Di Sumatera Utara, beberapa gempa yang terjadi saat malam menimbulkan sejumlah kerusakan. Termasuk landasan pacu Bandara Kualanamu. Gempa juga mengguncang Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Meski tidak menimbulkan kerusakan berarti, gempa membuat warga panik, termasuk pasien rumah sakit yang sedang menjalani rawat inap.
Gempa yang mengguncang Sumut berkekuatan 5,6 skala Richter (SR)
Gempa yang berpusat pada koordinat 3,33 LU dan 98,46 BT, tepatnya pada jarak 28 km arah barat daya Deli Serdang, itu mengakibatkan runway Bandara Kualanamu retak.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang Ervan menyampaikan, kekuatan gempa yang cukup besar membuat aspal di dekat threshold (ujung) runway 05 naik. Akibatnya, untuk sementara, seluruh proses takeoff dan landing harus dialihkan ke
runway 23. ”Tim landasan sedang melakukan inspeksi dan pengukuran untuk menentukan declared distance,” katanya saat dihubungi kemarin.
Meski gempa berdampak pada runway, Bambang memastikan fasilitas navigasi aman. Instrument
landing system (ILS), VOR/DME, radar, dan VHF bekerja normal.
Gempa dengan kedalaman 19 km itu terjadi pada pukul 19.42 WIB. Sebelumnya, pukul 19.13 WIB, juga terjadi gempa 3,9 SR. Gempa berpusat di darat pada 23 km barat daya Kabupaten Deli Serdang dengan kedalaman 10 km.
Sumut Pos ( Jawa Pos Group) melaporkan, gempa tersebut menimbulkan beberapa kerusakan di pusat Kota Medan. Salah satunya, langit-langit bioskop di pusat Kota Medan ambrol. Listrik di Kabupaten Karo juga sempat padam. Beberapa pesawat yang akan mendarat di Bandara Kualanamu sempat berputar-putar di udara untuk menunggu kepastian bandara aman untuk didarati.
Padang Ekspres ( Jawa Pos Group) melaporkan dari Sumbar bahwa kekuatan gempa yang terjadi di sana mencapai 5,5 SR. Gempa yang mengguncang Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) itu tidak menimbulkan korban jiwa. Meski, peristiwa menjelang magrib tersebut sempat membuat warga kalang kabut menyelamatkan diri.
Kepanikan karena guncangan gempa itu, antara lain, terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr M. Zein Painan.
”Kami sempat berlari keluar ruangan agar terhindar dari ancaman tertimpa bangunan. Untung, guncangannya tidak kuat sehingga kepanikan tidak berlanjut,” kata Siar, 32, salah seorang yang dirawat di RSUD.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel Saitul Ikhlas mengatakan, gempa yang berkekuatan 5,5 SR terjadi pada pukul 18.28 WIB. Pusat gempa berada pada kedalaman 17 km di 64 km barat laut pesisir selatan.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi mengungkapkan, secara umum, sumber gempa di daratan Sumatera disebabkan aktivitas sesar lokal ataupun aktivitas zona subduksi. Perbedaan dua gempa tersebut dapat dilihat dari kedalaman sumber gempa. Gempa karena aktivitas sesar lokal memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal. Sebaliknya, gempa karena subduksi lempeng mempunyai kisaran kedalaman ratusan kilometer.
”Untuk gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara tadi (kemarin, Red), jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, merupakan jenis gempa bumi dangkal. Sehingga sangat wajar jika guncangan akibat gempa ini dirasakan tidak terlalu luas,” jelasnya.
Berdasar hasil monitoring BMKG, hingga saat ini sudah terjadi sembilan kali gempa bumi susulan dengan kekuatan lebih kecil daripada gempa utamanya. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG. Masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya diimbau tidak terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami. (mia/JPG/v10/ang)