Nasional Lesu, Ekspor Jawa Timur Tumbuh
JAKARTA – Neraca perdagangan sepanjang 2016 menunjukkan kelesuan. Baik ekspor maupun impor sama-sama mencatatkan nilai yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
Nilai ekspor sepanjang 2016 mencapai USD 144,43 miliar. Jum Jumlah tersebut menurun 3,95 pe persen jika dibandingkan dengan pe periode yang sama pada 2015. Se Sementara itu, nilai ekspor nonmi migas mencapai USD 131,35 miliar ata atau menurun 0,34 persen.
Begitu juga impor. Secara kumulatif, nilai impor sepanjang tahun lalu mencapai USD 135,65 miliar. Jumlah tersebut menurun 4,94 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kumulatif nilai impor itu terdiri atas impor migas USD 18,72 miliar atau turun 23,92 persen dan nonmigas USD 116,93 miliar atau turun 0,98 persen.
’’Meski masih mencetak surplus, kinerja ekspor Indonesia masih turun jika dibandingkan dengan realisasi 2015. Ekspor kita belum pulih sepenuhnya,’’ jelas Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di kantornya kemarin.
BPS mencatat surplus perdagangan tahun lalu sebesar USD 8,78 miliar. ’’Surplus pada 2016 mencapai US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian surplus pada periode Januari– Desember 2015 senilai USD 7,67 miliar,’’ kata Kecuk.
Ekspor nonmigas Jatim sepanjang 2016 tumbuh jika dibandingkan dengan periode 2015. Ada beberapa komoditas yang mencatatkan pertumbuhan seperti perhiasan, permata, tembaga, dan berbagai produk kimia. BPS Jatim mencatat, ekspor pada Januari–Desember 2016 mencapai USD 18,952 miliar. Kalau dibandingkan dengan periode 2015, ekspor tumbuh 10,70 persen dari nilai USD 17,120 miliar.
Kepala BPS Jatim Teguh Pramono menyatakan, penyumbang ekspor terbesar masih komoditas perhiasan dan permata dengan total USD 4,161 miliar. Kalau dibandingkan dengan 2015, perhiasan dan permata tumbuh 26,50 persen dengan capaian pada 2015 sebesar USD 3,29 miliar. ’’Seperti ke Jepang, ekspor banyak didominasi perhiasan dan permata,’’ ungkapnya kemarin (16/1).
Komoditas terbesar lain adalah lemak dan minyak hewan/nabati, kayu dan barang dari kayu, serta ikan dan udang. Kalau dari sisi sektor, ekspor nonmigas ditopang industri pengolahan dengan persentase 86,75 persen, pertanian 7,75 persen, dan pertambangan 0,18 persen. (ken/res/c5/sof)