Trump Tuding Merkel Salah Langkah
Tiongkok Sebut One China Policy Tak Bisa Ditawar
WASHINGTON – Kian mendekati hari pelantikan, Donald Trump, presiden terpilih AS, membeber kebijakan luar negerinya. Dalam wawancara dengan media Inggris dan Jerman, tokoh 70 tahun tersebut banyak membahas Kanselir Angela Merkel. Bersamaan dengan itu, Tiongkok memperingatkan Trump tentang One China Policy.
”Sampai saat ini, Merkel masih menjadi pemimpin paling penting di Eropa,” kata Trump sebagaimana dirilis harian Bild kemarin (16/1). Namun, pengganti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama itu mengkritik kebijakan Merkel soal imigran. Sebagai sosok yang tidak ramah imigran, Trump menganggap Merkel telah salah langkah dengan membiarkan banyak imigran masuk Jerman.
”Mempersilakan lebih dari 1 juta imigran masuk wilayahnya adalah kesalahan Merkel yang paling fatal,” ucap pebisnis asal Manhattan tersebut. Tapi, bukan hanya bagi Jerman, isu imigran memang menjadi masalah besar bagi negara-negara Uni Eropa (UE) yang lain. Inggris misalnya. Menurut Trump, Brexit alias keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa adalah dampak terbesar krisis imigran tersebut.
”Andai UE tidak mengharuskan negara-negara anggotanya menampung imigran dalam jumlah besar berikut masalah-masa- lahnya, saya yakin tidak akan pernah ada Brexit,” ungkapnya kepada The Times. Karena itu, Trump bakal menerapkan aturan imigrasi superketat di AS sebagai salah satu cara menangkis masalah. Dia berjanji menerapkan kebijakan yang menuai banyak protes itu pada hari pertama pemerintahannya.
Di sisi lain, Beijing mengkritik rencana Trump untuk menegosiasikan Kebijakan Satu Tiongkok ( One China Policy). Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menegaskan bahwa kebijakan yang berjalan sejak 1979 itu tidak bisa ditawar lagi.
”Siapa pun yang berusaha menawarnya akan menghadapi perlawanan dan bisa ditembak kakinya,” kata Hua. (AFP/Reuters/BBC/hep/c10/sof)