Menanti Gelar Sektor Tunggal
Indonesia All-Out di GP Gold Malaysia
JAKARTA – Ajang sekelas Grand Prix Gold (GPG) Malaysia Masters pada 17–22 Januari 2017 akan menjadi turnamen pembuka buat sebagian besar penggawa Pelatnas Cipayung. Khususnya di nomor tunggal, baik putra maupun putri. PP PBSI menurunkan kekuatan penuh untuk bisa mengupayakan gelar dari nomor tunggal ( selengkapnya lihat grafis).
Total ada 10 pebulu tangkis tunggal pelatnas yang ambil bagian dalam turnamen GPG pembuka awal tahun tersebut. Namun, secara keseluruhan ada 44 pebulu tangkis tunggal Indonesia yang akan berjuang. Masing-masng 20 tunggal putri dan 24 tunggal putra.
Di antara mereka, terselip juga pebulu tangkis veteran seperti Sony Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto. Peluang besar seharus nya bisa dimanfaatkan pebulu tangkis Indonesia untuk bisa kembali mengejar ketertinggalan mereka di peta persaingan dunia. Berdasar peringkat dunia tunggal putra, hanya Tommy dan Jonatan Christie yang bisa menembus 25 dunia.
Tommy berada di peringkat ke21 dunia, sedangkan Jonatan satu setrip di bawahnya, posisi ke22 dunia. Lalu, tunggal putri benar-benar tercecer. Indonesia hanya menempatkan seorang Fitriani yang bisa masuk 40 besar dunia. Dibandingkan dengan tunggal putri Thailand, skuad Cipayung jelas butuh kerja keras untuk mengejar ketertinggalan.
Untuk itu, tim pelatih tunggal putri punya misi besar mem- bawa kembali penghuni pelatnas untuk bisa bersaing. ’’Saya melihat ada perubahan meski belum signifikan dari mereka,’’ kata Minarti Timur, asisten pelatih tunggal putri Indonesia.
Wajar saja, mereka baru berlatih dalam dua pekan terakhir. Namun, yang menjadi perhatian Minarti dan timnya adalah stamina dan daya juang para pemainnya. Kebijakan menurunkan skuad tunggal sejak turnamen sekelas grand prix juga menjadi salah satu konsentrasi PP PBSI.
Seperti yang disampaikan Susy Susanti, Kabidbinpres PP PBSI. Pihaknya berharap sektor tunggal, khususnya tunggal putra, bisa membuka musim baru dengan raihan gelar. ’’Karena dalam beberapa turnamen superseries 2016 lalu mereka mentok di semifinal. Seharusnya di sini mereka bisa menang,’’ terangnya. (nap/c17/tom)