Jawa Pos

Status Jabon Tanggap Darurat

Setelah Delapan Hari, Air Masih Menggenang

- (aph/c6/hud)

SIDOARJO – Badan Penang gulangan Bencana Daerah ( BPBD) Si doarjo akhirnya menetapkan sta tus tanggap darurat untuk wilayah Ke camatan Jabon. Status itu di berlakukan lantaran sudah delapan hari ini air masih merendam empat desa di wilayah perbatasan Sidoarjo dan Pasuruan tersebut.

Kenaikan status itu ditetapkan se telah BPBD Sidoarjo rapat dengan dinas kesehatan dan dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR). ”Awalnya, seluruh wilayah di Sidoarjo siaga bencana. Sekarang khu sus untuk Jabon statusnya tanggap darurat,” jelas Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito kemarin (16/1).

Hasil rapat tersebut segera disampaika­n kepada Bupati Saiful Ilah untuk mendapatka­n persetujua­n. Setelah bupati sepakat, SK tanggap darurat akan diturunkan

BPBD akan berkonsult­asi dengan camat Jabon serta kepala desa yang wilayahnya terendam. Tujuannya menanyakan apa saja kebutuhan warga yang terdampak.

Saat ini, lanjut Dwijo, BPBD menyiapkan sejumlah logistik. Di antaranya, obat-obatan, makanan, kantong pasir atau sand bag untuk membendung air, serta mantel. Juga ketersedia­an air bersih. Dinkes bertugas menyediaka­n obat serta dokter. Warga yang sakit akan mendapatka­n penanganan di Puskesmas Jabon.

Bantuan sand bag sudah dipasang di Desa Kedungpand­an, Jabon. Pemasangan dilakukan petugas dinas PUPR dan BPBD. Dwijo berharap kantong pasir itu bisa membendung luberan air sehingga tidak sampai masuk ke rumah warga. Untuk sembako, dia menyatakan jumlahnya terbatas. Saat ini hanya tersisa 400 cadangan bahan makanan yang dimiliki BPBD. Namun, kekurangan jumlah sembako akan ditutupi setelah SK bupati turun.

”Setelah mendapat BTT (biaya tak terduga), kami langsung belanja untuk mencukupi kebutuhan warga,” tegasnya.

Kebutuhan lain yang harus disiapkan adalah tempat evakuasi warga. Hal itu diperlukan sebagai antisipasi adanya banjir susulan. Sebab, Januari hingga Februari merupakan puncak musim hujan.

Mantan kepala dinas PU cipta karya itu menuturkan, saat ini pihaknya masih berkoordin­asi dengan kepala desa untuk mencari tempat evakuasi. Menurut dia, tempat evakuasi nanti harus terbebas dari banjir dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal warga. ”Masih kami konsultasi­kan dengan camat dan kepala desa,” ujarnya.

Sementara itu, hingga kemarin dinas PUPR belum memasang balok kayu di dam Golondoro, Jabon. Padahal, pemasangan balok kayu tersebut sangat penting untuk membendung limpahan air dari Pasuruan dan Sidoarjo.

Kepala Dinas PUPR Sidoarjo Sigit Setyawan kemarin langsung melihat kondisi dam Golondoro. Kondisi air mulai surut. Aliran air pun tidak sekencang dua hari lalu. Namun, dua pintu air yang jebol tetap dibiarkan lowong tanpa penutup. Sigit menjelaska­n, sebenarnya balok kayu sudah tersedia. Namun, balok kayu itu sengaja belum dipasang. Petugas menunggu air limpahan dari Desa Kupang, Semambung, dan Kedungrejo surut. ”Kalau ditutup, air dari tiga desa yang lain tidak bisa mengalir ke afvoer Golondoro,” ucapnya.

Setelah surut, lanjut Sigit, PUPR dan BPBD akan membangun kembali dam yang rusak. BPBD memasang kembali pintu air yang kini tergeletak di samping dam. Sementara itu, PUPR membuat tumpuan dam.

Kepala Bidang Operasiona­l Dinas PUPR Agus Hidayat menambahka­n, balok kayu segera dipasang. Dia sudah menginstru­ksi petugas untuk segera memasang balok kayu ketika air sungai surut. ”Rumah petugas di dekat dam. Jadi bisa melihat ketika air surut,” jelasnya.

Agus berharap dalam beberapa hari ke depan air laut tidak pasang. Sebab, naiknya ketinggian air laut akan membuat arus dari sungai tidak bisa mengalir ke laut. ”Mudah-mudahan tidak ada pasang,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Saiful Ilah meminta banjir di Jabon segera ditangani. ”Harus ditangani secepatnya,” ujarnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ??
BOY SLAMET/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia