829 Kasus DBD dalam Setahun
GRESIK – Demam berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang harus diwaspadai. Dalam dua tahun terakhir, jumlah penderita meningkat drastis. Dinas kesehatan (dinkes) mencatat adanya 574 kasus DBD pada 2015. Jumlahnya melonjak drastis pada 2016. Yakni, terdapat 829 kasus.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Petrokimia dr Dian Ayu Lukitasari menyatakan, pasien DBD biasanya hanya ada ketika musim hujan. Namun, tahun lalu berbeda. Hampir setiap bulan ada pasien baru yang terserang DBD. ’’Seperti tidak ada habisnya,’’ ujarnya kemarin (16/1). ’’Faktor cuaca memang cukup berpengaruh,’’ tambahnya.
Tahun lalu, lanjut Ita, sapaan Dian Ayu Lukitasari, musim hujan berlangsung cukup panjang. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor tingginya kasus DBD. Sebab, hujan mengakibatkan munculnya genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
Virus yang dibawa Aedes aegypti itu menyerang Nabila Rizkiya. Anak empat tahun tersebut harus menjalani rawat inap di RS Petrokimia. Trombositnya drop. ’’Awal ngamar trombositnya hanya 30 ribu,’’ kata Siti Khairunn Nisa, ibunda Nabila.
Siti mengungkapkan, lingkungan tempat tinggalnya tergolong padat. Terdapat saluran yang berisi genangan air. Ketika musim hujan, saluran tersebut selalu digenangi air. ’’Mungkin dari situ,’’ ungkap perempuan yang tinggal di daerah Tlogopatut itu.
Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Gresik dr Mukhibatul Khusnah membenarkan bahwa kasus DBD terus meningkat setiap tahun. Apalagi, kondisi cuaca tidak menentu sehingga berpengaruh pada perkembangan jentik nyamuk. Terutama musim kemarau basah. Hujan terus mengguyur setiap hari. Kondisi itu berpotensi menimbulkan genangan yang menjadi sarang nyamuk Aedes
’’Terutama genangan air jernih,’’ katanya. Khusnah mengatakan, pencegahan DBD sebenarnya sederhana. Yaitu, menguras bak madi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. ’’ Yang jelas harus mencegah munculnya tempat yang berpotensi menjadi genangan,’’ paparnya.
Dia menuturkan, pemantauan DBD sudah dilangsungkan setiap Minggu, bahkan setiap hari. Sebab, DBD berpotensi menjadi wabah. Perkembangannya selalu terpantau. (adi/c15/ai)