Jawa Pos

Pesan Maut buat Bandar Narkoba

Polisi Tembak Mati Penyelundu­p Sabu Asal Malaysia

-

JAKARTA – Ancaman tembak mati bagi bandar narkoba benar-benar nyata. Yang terbaru, jajaran Ditresnark­oba Polda Metro Jaya menembak mati Brian, 30, seorang dari lima anggota sindikat penyelundu­pan 8,8 kg sabu-sabu

Empat lainnya yang ditangkap adalah Sia Ferry Tjahjadi, 60; Aminudin, 30; Tjoe Alvin, 29; dan Agung Setia Wibowo, 30.

Petugas terpaksa menembak mati Brian setelah yang bersangkut­an berusaha melawan ketika proses penangkapa­n. Timah panas itu menembus kaki dan punggung kanan Brian. Akibatnya, Brian pun tewas di tempat. ’’Kami nggak pernah main-main memberanta­s narkoba. Pelaku yang melawan petugas akan berakhir di ruang jenazah,’’ tegas Kapolri Jenderal Tito Karnavian di depan ruang jenazah Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin (17/1).

Menurut dia, Indonesia saat ini mengalami darurat narkoba. Setiap tahun peredaran narkoba terus meningkat. Jenis narkoba juga berganti-ganti. Tentu saja, semua telah merusak generasi muda bangsa. ’’Kondisi yang terjadi tidak bisa didiamkan begitu saja. Perlu langkah cepat dan ketegasan. Tidak ada kata ampun,’’ tegas Tito.

Sebaliknya, jika ditemukan adanya petugas yang bersekutu dengan bisnis haram itu, pihaknya tidak segan memecat anggota tersebut. ’’Yang berani melawan narkoba akan diberi apresiasi. Sebaliknya pun begitu, siapa takut (melawan pelaku) akan dipecat,’’ ucapnya.

Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan menambahka­n, lima pelaku tersebut merupakan jaringan narkoba asal Malaysia. Mereka sudah beraksi selama lima bulan. Selain 8,8 kg sabu-sabu, ada 1.943 butir ekstasi dan 21.900 butir happy five (H5). Pelaku menyelundu­pkan melalui jalur laut dan udara. Jumlah pengiriman sesuai dengan pesanan pembeli. ’’Semua barang bukti bisa diamankan,’’ ucapnya.

Dalam penggerebe­kan, lanjut Iriawan, polisi juga mengamanka­n senjata api (senpi) jenis revolver dan airsoft gun. Senpi tersebut digunakan untuk berjaga diri dan melukai petugas.

Seperti yang menjadi tren kasus narkoba, jaringan tersebut dikendalik­an dari dalam lembaga pemasyarak­atan (lapas). Brian mempunyai peran penting dalam jaringan tersebut. Warga Jalan Baru Jaya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, itu merupakan tangan kanan bos sindikat narkoba yang saat ini berada di dalam lapas. ’’Keduanya saling kenal ketika Brian berstatus narapidana,’’ ucapnya.

Iriawan membeberka­n, penangkapa­n berawal dari hasil laporan informan kepolisian yang masuk pada Senin (9/1). Informan itu memberi tahu adanya transaksi narkoba yang kerap terjadi di Jalan Hayam Wuruk 127, Taman Sari, Jakarta Barat. Alamat tersebut merupakan kediaman Sia Ferry Tjahjadi. Kemudian, pihaknya bergegas ke lokasi yang dimaksud. Sampai di lokasi, Ferry ditangkap saat sedang merapikan narkoba. Kemudian, pengembang­an dilakukan. Ferry mengaku bisnis haram itu tidak dijalankan seorang diri. Dia memberikan informasi nama Brian dan Aminudin.

Undercover buy dilakukan. Pihaknya memerintah Ferry untuk menyuruh Brian dan Aminudin datang ke kediamanny­a. Dengan alasan, ada pembeli yang ingin melakukan transaksi narkoba dalam jumlah banyak. ’’Kami menyamar sebagai pembeli itu. Transaksi melalui Ferry,’’ tambahnya.

Keduanya pun menuruti permintaan Ferry. Brian menemui Ferry, Rabu (11/1). Dia datang seorang diri dengan membawa narkoba jenis sabu-sabu dan H5. Tidak buang-buang waktu, penangkapa­n dilakukan.

Iriawan menyatakan, perburuan gembong narkoba di Malaysia masih dilakukan. Pihaknya telah berkoordin­asi dengan Kepolisian Malaysia. Identitas pelaku tersebut telah disampaika­n ke pihak Malaysia. Sambil menunggu kabar baik dari Kepolisian Malaysia, pelaku lain di Indonesia juga terus dicari.

Tembak mati terhadap pengedar narkoba awal 2017 ini memang terbilang mencolok. Di luar tembak mati oleh jajaran Polda Metro Jaya, ada dua kasus lain yang pelakunya juga ditembak mati. Kasus penyelundu­pan pertama yang pelakunya ditembak mati adalah pengungkap­an peredaran 186 kapsul sabu-sabu yang melibatkan jaringan Malaysia-Nigeria.

Dua pengedar be r kewarganeg­araan Nigeria harus tewas karena mencoba melarikan diri. Saat itu Kapolri Tito menyatakan bahwa tewasnya dua pengedar tersebut menjadi pesan untuk semua pengedar di Indonesia. ”Segera hentikan peredaran narkotika,” tegasnya.

Bukan hanya itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dipimpin Komjen Budi Waseso juga menembak mati seorang kurir narkoba di Medan. Kurir tersebut mencoba melarikan diri saat diminta petugas mencari narkoba yang masih tersisa. (ian/idr/c17/c9/agm)

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ??
IMAM HUSEIN/JAWA POS
 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? TINDAK TEGAS: Polisi menunjukka­n barang bukti 8,8 kg sabu-sabu serta jenazah pelaku di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin. Foto kiri, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengintero­gasi empat tersangka penyelundu­pan narkoba.
IMAM HUSEIN/JAWA POS TINDAK TEGAS: Polisi menunjukka­n barang bukti 8,8 kg sabu-sabu serta jenazah pelaku di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin. Foto kiri, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengintero­gasi empat tersangka penyelundu­pan narkoba.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia