Jawa Pos

Pakai Uang Pribadi untuk Kebutuhan Operasiona­l

-

PROGRAM satuan kerja (satker) Pemkab Nganjuk awal tahun ini belum berjalan maksimal. Hingga pertengaha­n bulan ini, uang persedian (UP) yang digunakan untuk membiayai operasiona­l satker belum cair. Akibatnya, kepala satker dan bendahara harus menalangi dengan uang pribadi untuk operasiona­l tiga minggu terakhir.

Sumber koran ini di Pemkab Nganjuk menyatakan, UP idealnya cair pada awal bulan. Sebab, UP digunakan untuk membiayai operasiona­l satker, termasuk membayar kebutuhan rutin. Mulai alat tulis kantor (ATK) sampai kebutuhan rutin lainnya. ”Hingga minggu ketiga ini, UP belum cair,” kata salah seorang kepala satker di Pemkab Nganjuk yang menolak disebutkan namanya.

Berapa nilai UP yang diterima satker? Menurut dia, besaran UP bergantung kegiatan operasiona­l satker. Di satker yang dipimpinny­a, UP yang diterima kurang dari Rp 100 juta. Dana tersebut digunakan untuk tiga bulan.

Karena UP tak kunjung cair sampai sekarang, dia terpaksa merogoh kocek pribadi. Bukan hanya dia, bendahara dan sejumlah bidang juga harus merogoh kocek untuk memenuhi kebutuhan satker. ”Kami juga pakai uang sendiri untuk sementara,” ujarnya.

Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Nganjuk Agus Subagyo yang dikonfirma­si tentang belum cairnya UP membenarka­n hal tersebut. Meski demikian, menurut Agus, hal itu tidak terjadi di semua satker. ”Ada sebagian satker yang sudah menerima,” ungkap pria yang juga kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Nganjuk tersebut.

Tentang belum cairnya UP di satker Pemkab Nganjuk, Agus menjelaska­n, untuk bisa mencairkan UP, satker harus memenuhi sejumlah persyarata­n. Di antaranya, satker wajib menuntaska­n laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) 2016.

Laporan itu kemudian diserahkan ke dinas pengelolaa­n keuangan dan aset daerah (DPKAD). Setelah laporan tuntas, barulah UP bisa dicairkan. ”Sekarang disyaratka­n untuk membuat LKPD,” tuturnya.

Sebab, ucap Agus, banyak satker yang berubah sesuai dengan susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) baru. Karena itu, sejumlah satker mengalami kesulitan untuk menyelesai­kannya tepat waktu. Sebab, ada bidang yang bergabung ke satker lain. (baz/ut/c5/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia