Pesan Kakek dan Komersial
Fans Nyinyiri Logo Baru Juve
MILAN – Juventus identik dengan zebra dan setrip hitam putih. Setidaknya setelah logo Juve diperkenalkan pada 1960. Le Zebre (Zebra) dan Bianconeri (setrip hitam putih) kemudian ditahbiskan sebagai julukan klub yang berdiri sejak 1897 tersebut.
Karena itu, sebuah keputusan besar ketika Juve memutuskan menghapus dua ikon bersejarah tersebut dalam logo klub mulai Juli 2017 atau musim depan. Perubahan itu diresmikan La Vecchia Signora atau Nyonya Tua –sebutan Juve– dalam seremoni di Museo Nazionale della Scienza e della Tecnologia Leonardo Da Vinci, Milan.
Logo baru Juve memang berubah drastis. Tidak ada lagi perisai oval sampai tiga bintang sebagai tanda telah memenangi 32 (satu bintang setara sepuluh
Sebagai gantinya, hanya ada huruf J yang dibelah warna putih dengan latar belakang hitam. Di atasnya ada tulisan Juventus berwarna senada.
Perubahan logo Juve memang terbilang mengejutkan. Sebab, Juve tidak pernah memberikan bocoran, apalagi memberitahukannya. Sebagai perbandingan, Manchester City yang musim ini memakai logo baru memublikasikannya enam bulan sebelumnya.
Padahal, sebagaimana diungkapkan Presiden Juventus Andrea Agnelli, perubahan logo sudah dirancang setahun terakhir. Lantas, apa makna logo baru tersebut? Tak jauh dari urusan bisnis. ’’Setahun terakhir kami mencari tahu apa yang diinginkan pasar baru dan ini (logo baru) juga demi mencapai tujuan klub. Yakni, menumbuhkan pengaruh dan melebarkan bisnis,’’ beber Agnelli.
Dengan logo baru, Juve berharap mampu menyentuh segala lapisan masyarakat. Bukan hanya bagi mereka yang menyukai sepak bola, melainkan juga yang sekadar tahu olahraga si kulit bundar tersebut.
Juve seolah ingin membentuk ingatan publik bahwa J adalah Juventus. Agnelli pun teringat pesan pendiri Juve, Gianni Agnelli, yang notabene adalah kakeknya. ’’Dia (Gianni) selalu antusias setiap melihat huruf J di koran,’’ kata Agnelli menirukan ucapan kakeknya.
Hal itu sebenarnya dilakukan Juve sejak lama. Sebelum memasang huruf J di logo, klub dengan Rp 5,5 triliun pada musim lalu itu membangun apa pun yang berkaitan dengan klub dari huruf J. Misalnya, J-Medical, ( JMuseum, J-Cafe, sampai hotel yang dinamai J-Hotel. Maskot Juventus pun bernama ’’J’’. Juventus Stadium juga lebih kerap disebut sebagai J-Stadium.
Sayang, logo baru Juve menuai lebih banyak komentar negatif ketimbang positif. Bukan hanya dari publik, melainkan juga dari Juventini. Suara sumbang itu pun bisa memengaruhi penjualan dengan logo baru musim depan. Berdasar data tahun lalu, meski mampu menjual hingga 850 ribu, jumlahnya masih jauh di bawah Arsenal, misalnya, dengan 1.125 ribu.
Tapi, pengamat bisnis malah berpendapat sebaliknya. Chief Strategy Officer EMEA & LatAm at Interbrand Manfreddi Rizza menilai, logo baru Juve yang simpel dan mudah diingat bisa menjadi pelopor di masa depan. Vice President Juve Pavel Nedved juga menyebut logo baru klubnya lebih segar dilihat serta ’’Itu sudah menunjukkan bahwa klub ini menatap ke depan dalam dunia digital dan sosial. Saya rasa ini benarbenar terobosan besar,’’ klaim mantan bintang Juve periode 2001–2009 tersebut kepada
Sementara itu, kapten sekaligus kiper Juve Gianluigi Buffon mengungkapkan bahwa logo baru memberikan motivasi tersendiri. ’’Kami seperti mendapat dukungan lebih besar untuk memenangi gelar demi gelar,’’ kata pemain yang telah merasakan tiga kali perubahan logo Juve tersebut kepada
(ren/c19/dns)