Jawa Pos

Ewan Menang Hari Terpanas

Suhu Ekstrem, Etape 1 Diperpende­k 26,5 Km

-

ADELAIDE – Hawa panas menjadi topik utama etape 1 Tour Down Under (TDU) 2017 kemarin (17/1). Sejak start di Unley pukul 10.30 pagi hingga finis di Lyndoch 3,5 jam kemudian, suhu udara terus di atas 40 derajat Celsius. Bahkan mencapai 45 derajat Celsius.

Demi keamanan dan keselamata­n peserta dan penonton, penyelengg­ara bersama asosiasi pembalap sepakat untuk mendiskon etape tersebut. Dari semula 145 km menjadi hanya 118 km. Caranya, dengan mengurangi lap keliling Lyndoch, dari tiga kali menjadi hanya dua kali.

Race Director Mike Turtur, pihak federasi (UCI), dan wakil asosiasi pembalap Adam Hansen memutuskan bahwa cuaca terlalu ekstrem. Mereka mengaktiva­sikan UCI Extreme Weather Protocol, lalu mengurangi panjang etape.

Hansen, pembalap Australia yang membela Lotto-Soudal, menyebut etape kemarin sebagai yang terpanas yang pernah dia rasakan dalam sejarah TDU.

’’ Terus terang saya suka panas, saya tidak terlalu keberatan. Tapi, saya berbicara mewakili rekan-rekan pembalap, dan banyak di antara mereka yang mengeluh bahwa ini terlalu panas,’’ ucap Hansen.

Selain panas, angin kencang (angin panas) juga mengganggu. Khususnya saat menuju garis finis, di mana para pembalap harus melaju melawan angin.

Alhasil, banyak tim yang kesulitan membentuk sprint train.

Pada akhirnya, Caleb Ewan kembali merebut kemenangan untuk Orica-Scott. Mengulangi suksesnya di etape pertama TDU tahun lalu, plus menambah sukses tahun ini setelah memenangi People’s Choice Classic Minggu lalu di Adelaide (15/1).

Dia mengalahka­n Danny Van Poppel (Team Sky) dan Sam Ben- nett (Bora-Hansgrohe).

Semestinya, Bennett punya kans besar menang, mendapat bantuan ’’tarikan’’ dari rekannya, sang juara dunia Peter Sagan. Namun, Ewan dan Van Poppel mampu menyalip menjelang garis finis.

’’Rasanya benar-benar panas hari ini (kemarin, Red). Saya kira semua merasakan panasnya, dan adalah ide baik untuk memperpend­ek lomba,’’ kata Ewan. ’’Saya super hap

bisa menang, finisnya begitu ketat. Banyak pembalap yang kehabisan tukang tarik di trek lurus terakhir karena ada angin dari depan,’’ jelasnya. Pembalap 22 tahun itu menambahka­n, dirinya lega bisa mengulangi sukses tahun lalu. Dan makin tak sabar merebut kemenangan lagi di beberapa etape sprint lain TDU 2017.

Tiga etape lain yang bisa direbut Ewan adalah etape 3, 4, dan 6.

Hari ini (18/1) TDU akan menyelengg­arakan etape yang mungkin paling mendebarka­n. Yaitu etape yang berakhir di tanjakan curam Paracombe. Seharusnya, inilah etape yang akan menentukan siapa kandidat pemenang overall. Bahkan, etape ini bisa menentukan siapa yang bakal jadi pemenang overall.

Karena itu, hari ini Ewan akan ganti tugas menjadi tukang tarik. Mengantark­an dua leader OricaScott menuju Paracombe. Yaitu Simon Gerrans dan Esteban Chaves.

Mereka berharap bisa merebut etape kedua hari ini, mengalahka­n unggulan utama lomba, Richie Porte (BMC).

’’Dengan senang hati saya akan membantu mereka. Mudah untuk membantu apabila kita punya dua orang yang bisa menjadi juara overall,’’ pungkas Ewan.

Kabar baik untuk pembalap dan penonton, cuaca di kawasan Adelaide diprediksi membaik Rabu hari ini (18/1). Suhu turun lagi di kisaran 20 derajat Celsius dengan sedikit awan membantu menghalang­i sinar matahari. (*)

 ??  ??
 ??  ?? py
py

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia