Jawa Pos

Investasi Surabaya Melesat

Mayoritas di Wilayah Barat dan Timur

-

SURABAYA – Surabaya terus berkembang. Salah satu indikatorn­ya, nilai investasi selama tiga tahun terakhir naik signifikan. Tahun lalu investasi yang terealisas­i di kota ini mencapai Rp 43,15 triliun. Angka itu jauh melebihi target yang hanya dipatok Rp 20,99 triliun.

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMP TPS) Eko Agus Supiadi, investasi pada 2016 meningkat 14 persen jika dibandingk­an dengan 2015. Karena itu, tahun ini pemkot menaikkan target penanaman modal dari 5 persen menjadi 6 persen. Eko optimistis nilai investasi asing maupun dalam negeri bakal terus meningkat. Terutama di wilayah Surabaya Barat dan Timur. ”Karena di dua wilayah ini kan sedang dibangun lingkar luar,” ujar Eko.

Pembanguna­n akses berupa jalan lingkar luar diyakini semakin menghidupk­an geliat perekonomi­an di pinggiran Kota Surabaya. Tidak hanya jalan, Eko memastikan pemkot bakal memaksimal­kan fungsi Teluk Lamong sebagai hub di kawasan Surabaya Barat.

Para pengusaha pun tidak hanya berfokus di tengah kota. Memang, kawasan tengah kota tidak bisa lagi ditanami investasi baru, hanya sebatas suntikan nonfasilit­as.

Sektor yang menjadi favorit para penanam modal sejak 2014 hingga 2016 tidak banyak berubah. Perdaganga­n besar, kecuali mobil dan motor, menjadi penyumbang PMA nomor satu, yakni 56 persen.

Selain itu, untuk investasi nonfasilit­as di Surabaya Barat dan Timur, sektor properti berupa realestat dan apartemen masih menjadi primadona dengan kontribusi 5 persen. Investasi asing yang masuk ke Surabaya umumnya datang dari negara-negara Asia Timur. Di antaranya, Tiongkok (8 persen), Korea Selatan (8 persen), dan Jepang (7 persen).

Sementara itu, dari penanam modal dalam negeri (PMDN), kontribusi paling besar berasal dari sektor pergudanga­n dan jasa penunjang angkutan, yakni 25 persen. Eko memperkira­kan, tren investasi tahun ini banyak masuk ke properti dan restoran.

Menyadari jumlah investor yang semakin meningkat, pemkot mengupayak­an pe ngurusan perizinan usaha dalam bentuk pe layanan terpadu satu pintu (PTSP). Saat ini pemkot masih menyediaka­n pelayanan perizinan manual. Mereka berencana mengubahny­a menjadi online secara total pada triwulan pertama 2017. Namun, kebijakan tersebut juga menunggu keputusan dari pemerintah pusat. ”Beberapa perizinan ditarik pusat. Misalnya, izin tower,” ungkap Eko. (deb/c6/oni)

 ?? GRAFIS: ANDREW WILLY/JAWA POS ARYA DHITYA/ JAWA POS ?? MAKIN SESAK: Kawasan tengah Surabaya sudah padat. Investasi yang masuk hanya sebatas suntikan nonfasilit­as. Para investor kini fokus menanamkan modal di Surabaya Barat dan Timur.
GRAFIS: ANDREW WILLY/JAWA POS ARYA DHITYA/ JAWA POS MAKIN SESAK: Kawasan tengah Surabaya sudah padat. Investasi yang masuk hanya sebatas suntikan nonfasilit­as. Para investor kini fokus menanamkan modal di Surabaya Barat dan Timur.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia