Sempadan Jalan Pantura ’’Hilang’’
GRESIK – Jalan pantura kaya masalah. Selain kawasan jalur Jalan Manyar menuju Sembayat rusak parah, akses Manyar–Panceng bermasalah. Jalan tersebut dilewati kendaraan yang melampaui kelas jalan. Sempadan jalan pun sudah dirampas beragam bangunan. ’’Jika kondisinya seperti itu, jalur pantura tetap rusak meski nanti direkonstruksi,’’ kata Kabid Pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Achmad Subkhi.
Sebagai pengelola jalur itu, BBPJN minta segera dicarikan solusi. Jalur Manyar–Panceng masih berkategori jalan kelas III, yakni jalan yang hanya bisa dilalui kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) 8 ton. Faktanya, rata-rata muatan angkutan barang yang melintasinya sudah melebihi 10 ton. Bahkan, angkutan dengan MST lebih dari 20 ton beroperasi di jalur tersebut.
Subkhi menyebutkan, hingga kini lebar jalur pantura Manyar–Panceng tinggal 7 meter. Itu pun sudah mepet. Seharusnya ada sempadan jalan sehingga ada jarak minimal 12 meter dari as jalan. Kawasan sempadan tersebut nanti digunakan untuk pengembangan jalan.
Apa masalahnya? Saat ini area sempadan jalan pantura sudah dipenuhi bangunan. Mulai rumah warga, tambak, hingga pergudangan dan industri. ’’Akibatnya, kalau mau dilebarkan lagi, sudah sulit,’’ ujarnya.
Hampir semua ruas jalan itu tidak dilengkapi jaringan drainase. Tidak ada lagi sempadan jalan karena sudah hilang. ’’Kami berharap masalah ini juga mulai dipikirkan. Sebab, ke depan, jalur pantura harus diperbaiki total karena menjadi akses penting,’’ tuturnya kemarin.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gresik Bambang Isdianto mengakui, saat ini cukup banyak bangunan yang berdiri di sempadan jalan pantura. ’’Makanya, kami juga sedang mengevaluasi masalah ini dan mencari solusinya,’’ jelasnya. (ris/c14/roz)