Tiga Penumpang Pikap Tewas
Tabrakan dengan Bus Pariwisata
PASURUAN – Daftar kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan bak terbuka yang memuat manusia terus bertambah. Dini hari kemarin, sebuah pikap yang disewa rombongan pedagang tape asal Dusun Jasem, Desa Kenduruan, Kecamatan Sukorejo, dihantam bus pariwisata di jalan raya Malang–Surabaya, masuk Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Tiga orang meninggal dalam insiden tersebut. Semuanya adalah penumpang pikap. Sementara itu, enam lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan medis.
Tiga korban meninggal adalah Warsini, 80, yang mengalami luka di tangan dan kakinya. Saat itu, dia duduk di depan sisi tengah. Selanjutnya, Mulyadi, 45, yang mengalami luka robek pada dahi kiri. Keluar darah dari hidungnya serta tempurung kepalanya pecah. Korban meninggal terakhir adalah Sahri. Kedua kakinya patah dan kepala belakangnya sobek.
Mulyadi dan Sahri sama-sama berada di bak terbuka bersama dagangan tape. Ketiga korban tewas merupakan warga Dusun Jasem, Desa Kenduruan, Kecamatan Sukorejo.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 00.00. Saat itu, pikap bernopol W 8120 TD yang disopiri Ismail, 37, warga Dusun Jasem, tersebut memuat tujuh orang yang juga berasal dari desa yang sama.
Dua di antara tujuh penumpang tersebut duduk di kepala pikap, sedangkan lima lainnya duduk di bak pikap bersama dengan dagangan tape.
Rombongan itu hendak menuju ke Surabaya (melaju dari arah selatan). Semua penumpang adalah penjual tape yang hendak mengais rezeki di Surabaya. Awalnya, perjalanan mereka tak menemui kendala.
Petaka baru muncul saat rombongan masuk di daerah Desa Ngerong, Kecamatan Gempol. Saat itu, Ismail, sang sopir pikap, hendak mendahului kendaraan.
Mobil pikap itu pun langsung pindah lajur dari lajur lambat (kiri) ke lajur cepat (kanan). Diduga, saat pindah lajur, Ismail tak mengamati kondisi sekitar.
Sebab, pada saat bersamaan, melaju bus pariwisata bernopol P 7988 UL yang dikemudikan Munawar, 57, asal Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Bus tersebut melaju di lajur cepat.
Lantaran jarak yang mepet dan bus melaju kencang, kecelakaan tak bisa dihindari. Bagian depan bus menghantam sisi kanan bak pikap tersebut. Kerasnya hantaman itu membuat pikap langsung terguling ke lajur lambat. Para penumpang pikap pun langsung terpental.
’’Kejadiannya sangat cepat. Kondisi jalan sepi karena tengah malam. Pikapnya pindah lajur mendadak, kemudian ditabrak bus pariwisata saat hendak pindah lajur itu,’’ jelas Nurdin, salah seorang saksi yang merupakan warga setempat.
Usai menabrak pikap, bus pariwisata tersebut langsung berhenti. Sopir bus pariwisata oleh warga langsung dibawa ke Poslantas Gempol yang tak jauh dari lokasi tabrakan.
Sementara itu, pada saat bersamaan, warga bersama petugas satlantas setempat langsung datang untuk membantu evakuasi pikap yang terbalik. Saat itu, satu penumpang atas nama Warsini diketahui meninggal di lokasi kejadian.
Sejumlah korban yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke RS Pusdik Brimob, Watukosek, Gempol, untuk mendapat penanganan medis.
Mulyadi dan Sahri langsung dievakuasi ke RS Bhayangkari di Porong, Sidoarjo. Sebab, kondisi mereka lumayan parah. Nyawa keduanya pun akhirnya tak tertolong.
’’Posisi pikap kurang menguntungkan. Sopirnya kurang memperhatikan arus lalu lintas saat pindah lajur. Akhirnya, mereka tertabrak bus pariwisata dari belakang yang berjalan di lajur cepat,’’ kata Kanitlantas Polsek Gempol Iptu Agus Purwanto saat ditemui di lokasi kejadian dini hari kemarin.
Untuk menghindari kecelakaan, sopir bus pariwisata, Agus, sudah berupaya mengerem. ’’Namun, karena jaraknya terlalu dekat, dia tak berhasil. Akhirnya, bus yang dikemudikannya tetap menabrak pikap,’’ ungkap Agus.
Bus pariwisata RHL Trans itu sendiri kemarin melaju dari Pandaan menuju ke Lamongan. ’’Korban tewas di TKP satu orang, disusul dua lainnya di rumah sakit. Luka yang dialami keduanya parah,’’ ucap Agus. (zal/mie/c23/diq)