Jawa Pos

Strategi Kreatif Kalahkan Raksasa

Suzuki-KTM Siap Tumbangkan Dominasi

-

PHILLIP ISLAND – Sembilan juara berbeda di satu musim balapan tahun lalu mengubah wajah MotoGP menjadi lebih menarik. Julukan ’’Alien’’ tak lagi saklek menjadi milik empat rider utama Yamaha dan Honda. Fakta itu membesarka­n hati tim-tim yang lebih kecil, bahkan pada level satelit sekali pun. Tinggal bagaimana kreativita­s tim-tim tersebut meracik strategi untuk menumbangk­an ’’sang raksasa’’.

Salah satu tim pabrikan yang mampu menerobos dominasi itu adalah Suzuki. Sebuah kemenangan di GP Inggris oleh Maverick Vinales menghentik­an paceklik juara sejak 2007 atau sejak 2001 jika kemenangan di trek basah tidak dihitung. Kemenangan tersebut datang setelah Suzuki kembali lagi ke ajang MotoGP dua tahun sebelumnya.

Kontras dengan kondisi itu, Honda dan Yamaha selalu memenangi setiap lomba MotoGP sejak race perdana Phillip Island 2010 hingga GP Austria tahun lalu saat Andrea Iannone membawa Ducati ke podium teratas. Kemenangan tersebut juga menghentik­an rekor tak pernah menang sejak 2010 ketika kali terakhir Casey Stoner membela pabrikan Italia itu.

Apa kunci sukses Suzuki? Manajer Tim Davide Brivio menyebut kreativita­s. Me- reka berani berpikir di luar kebiasaan serta mengambil risiko untuk mendapatka­n hasil yang tidak biasa. Brivio yang berada di belakang era sukses Valentino Rossi pada 2004–2010 bersama Yamaha tahu benar yang harus dilakukan untuk membawa Suzuki bisa bersaing dengan pabrikan besar.

’’Kemenangan kami tampak seperti natural saja. Padahal tidak! Sangat sulit. Sekarang kesulitan dan tantangan tersebut berlanjut,’’ jelasnya sebagaiman­a dikutip Crash. Meski Suzuki merupakan pa- brikan kecil dengan sumber daya terbatas, Brivio mengakui bahwa pabrikan Hamamatsu itu memiliki insinyur-insinyur brilian. Itulah salah satu faktornya.

Kedua, yang juga penting adalah kreativita­s. Dia mencontohk­an keputusan merekrut Mavercik Vinales yang hanya satu musim membalap di Moto2. Saat itu, banyak kalangan yang menganggap bahwa keputusan tersebut terlalu dini dan merupakan sebuah kesalahan. Tapi, kreativita­s Brivio itu ternyata berbuah manis. Yakni, sekali menang dan empat podium hanya dalam waktu dua musim.

Saat ini, Brivio juga menguji kreativita­snya dengan membawa Alex Rins ke Suzuki. Jika dibandingk­an dengan juara dunia Moto2 dua musim beruntun Johann Zarco (Tech 3-Yamaha), Rins adalah pembalap yang belum pernah mereguk sukses besar.

Begitu juga keputusan merekrut Andrea Iannone yang dibuang Ducati demi memberikan ruang untuk Jorge Lorenzo. Dia adalah pembalap yang sudah matang. Suzuki akan memberinya tanggung jawab sebagai pembalap nomor satu, setidaknya untuk beberapa musim ke depan hingga Rins matang. ’’Aku percaya kepada mereka dan aku merasa dia (Iannone, Red) bisa melakukann­ya,’’ ujarnya.

Kedatangan KTM ke MotoGP tahun ini akan menjadi ujian pertama pabrikan asal Austria tersebut. KT M telah menganggar­kan dana EUR 30 juta (Rp 450 miliar) per tahun untuk balapan di kelas premium. CEO KTM Stefan Pierer menyatakan, MotoGP adalah puncaknya balap motor, F1-nya roda dua. KTM memiliki kontrak dengan Dorna lima tahun untuk berlaga di MotoGP. Namun, mereka mempunyai target sampai di podium pada tahun ketiga.

’’Kami sangat bersemanga­t membalap lebih dari sebelumnya. Kami berambisi mengalahka­n pabrikan-pabrikan Jepang itu,’’ tegasnya sebagaiman­a dikutip GP One. (cak/c23/tom)

 ?? SUZUKI ?? ANCAMAN: Alex Rins menjajal motor Suzuki di Phillip Island, Australia, pekan lalu.
SUZUKI ANCAMAN: Alex Rins menjajal motor Suzuki di Phillip Island, Australia, pekan lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia