Mulai Tetapkan Kriteria
SURABAYA – Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) sudah dimulai Selasa lalu (21/2). Para siswa yang masuk dalam daftar penerimaan sesuai kuota sekolah bisa segera mendaftar. Perguruan tinggi negeri (PTN) pun telah mempersiapkan sejumlah kriteria penerimaan mahasiswa dalam SNM PTN.
Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Siti Machmudah mengatakan, ITS menerapkan tiga bidang seleksi utama dalam penyaringan mahasiswa jalur SNM PTN
Yakni, indeks sekolah, nilai rapor, dan prestasi individu.
Indeks sekolah adalah pertimbangan pertama lantaran punya pengaruh cukup besar dalam seleksi SNM PTN. Indeks sekolah berisi beberapa informasi terkait dengan akreditasi dan alumni yang diterima di ITS. ” Track record alumni selama berada di ITS akan kami ukur,” jelasnya. ITS telah melakukan pemeringkatan indeks sekolah berdasar penelitian tersebut.
ITS juga mempertimbangkan nilai mapel yang diujikan pada ujian nasional (unas). Nilai dari semester 1–5 tersebut akan menjadi grafik dan pertimbangan sendiri. Untuk prestasi individu, ITS hanya mempertimbangkan prestasi di tingkat regional ke atas. Misalnya, provinsi, nasional, dan internasional. Terutama pada kategori juara I, II, III, dan harapan.
Untuk kuota SNM PTN, ITS hanya memberikan jatah 30 persen. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan dengan kuota tahun sebelumnya. Yakni, 40 persen. Kuota itu dipilih lantaran ITS ingin memberikan kesempatan lebih besar pada jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN).
”SNM PTN kan undangan. Pesertanya juga secara otomatis lolos masuk tanpa melalui tes. Nah, kami ingin yang masuk SNM PTN tersebut benar-benar mahasiswa pilihan,” jelas dosen prodi teknik kimia itu.
Hal berbeda disampaikan panitia SNM PTN Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo. Dia menyebutkan, untuk kuota SNM PTN, Unair memilih titik tengah. Kuotanya 35 persen. Kuota tersebut sama dengan kuota jalur SBM PTN. Sementara itu, 30 persen sisanya berasal dari jalur mandiri.
Meski begitu, acuan indeks sekolah, integritas, dan prestasi siswa tetap digunakan. Yang tidak kalah penting, Unair menerapkan kebijakan khusus. Yakni, tidak menerima jurusan kedua dari peserta SNM PTN. Kebijakan itu diambil lantaran jumlah peminat yang tinggi di setiap jurusan dan sebagai wujud komitmen mahasiswa memilih Unair. ”Kami tidak ingin jadi cadangan,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Yuni Sri Rahayu menjelaskan bahwa ada kriteria tersendiri dalam penerimaan mahasiswa baru jalur SNM PTN. Unesa membaginya dalam dua kriteria utama. Yakni, nilai sekolah dan nilai individu.
Nilai sekolah, jelas dia, berhubungan dengan beberapa hal terkait kelembagaan. Di antaranya, akreditasi sekolah dan jumlah siswa dari sekolah itu yang diterima melalui SNM PTN dan SBM PTN tahun sebelumnya. Jika banyak siswanya yang diterima, sekolah yang bersangkutan memiliki catatan atau track record yang baik.
Namun, mengukur dari jumlah siswa yang diterima dalam SNM PTN dan SBM PTN tahun lalu saja tidak cukup. Pihaknya, jelas Yuni, juga perlu mengetahui in- deks prestasi mahasiswa dari sekolah yang bersangkutan. ”Setidaknya untuk semester awal, 1 dan 2, seperti apa,” jelasnya.
Selain nilai sekolah, pihak kampus menyeleksi siswa dari nilai individu. Nilai individu itu meliputi nilai yang melekat pada diri siswa. Misalnya, nilai rata-rata mata pelajaran, nilai mata pelajaran yang mendukung jurusan yang dipilih, hingga nilai-nilai kejuaraan yang relevan dengan prodi yang dipilih. ”Kalau pilih teknik, setidaknya nilai fisika harus bagus,” terangnya.
Pihak kampus juga mengusung kuota tertentu bagi tiap-tiap sekolah. Semuanya berdasar pada indeks integritas sekolah. Yuni mengatakan, pendaftaran SNM PTN masih dibuka hingga 6 Maret. Selanjutnya, pada 15 Maret pihak kampus melakukan seleksi. ”Sekarang kami dalam tahap koordinasi,” terangnya.
Mumpung pendaftaran masih baru dibuka, Yuni mengimbau siswa agar menentukan program studi yang akan dipilih. Kemudian, segera mendaftar. Sebab, pada tahap awal ini, traffic pendaftaran belum terlalu padat. Listrik dan internet juga masih mendukung. ”Kita tidak berharap terjadi kendala, tapi ada baiknya segera mendaftar,” imbuhnya.
Yang juga tidak kalah penting, pilihan prodi harus matang. Artinya, sudah mempertimbangkan daya saing serta nilai atau kemampuan yang dimiliki. Sebab, persaingan tentu akan ketat. ”Tahu posisi prodi yang akan didaftar, tahu posisi sebagai individu, dan sekolah,” terangnya. (elo/puj/c7/dos)