Jawa Pos

Polisi Berkoordin­asi Kejar Abas Basuki

Kasus Penipuan dengan Umpan Perempuan

-

SURABAYA – Polisi belum tuntas mengungkap kasus penipuan yang memasang perempuan sebagai umpan. Setelah membekuk Eka Kartika Sari, kini polisi memburu mantan suaminya yang juga terlibat dalam kasus tersebut, Abas Basuki.

Sebagaiman­a diberitaka­n, Eka dan Abas adalah pasangan yang membawa kabur lima sepeda motor ke Bangkalan. Modusnya, Eka mencari cowok-cowok di

Facebook untuk dijanjikan berhubunga­n badan. Setelah bertemu, motor korban dibawa lari, lantas diserahkan kepada Abas di Pamekasan. ’’Saat ini kami sudah berkoordin­asi dengan Polsek Tanah Merah, Polres Bangkalan. Ternyata di sana juga ada laporan polisinya,’’ ujar Kanitreskr­im Polsek Simokerto AKP Nadiar Rahman kemarin (22/2).

Nadiar menjelaska­n, kini posisi pelaku ditengarai berada di Bangkalan. Setelah mendatangi mapolsek setempat, pihaknya baru tahu bahwa Abas dan Eka melakoni aksi serupa di sana. ’’Polsek Tanah Merah juga ikut mengejar dia (Abas, Red),’’ tambah mantan Kanitreskr­im Polsek Tambaksari tersebut.

Berdasar keterangan yang didapat Unit Reskrim Polsek Simokerto, Abas memang cukup lihai menipu. Bahkan, dia juga berani menipu polisi. Namun, sasarannya bukan sepeda motor.

Abas meyakinkan polisi di sana bahwa dirinya bisa membantu mengungkap kejahatan. Caranya, dia bisa jadi cepu (informan polisi). ’’Dia menjanjika­n kalau bisa membantu menangkap pelaku narkoba. Tapi ternyata nggak pernah terwujud,’’ jelas Nadiar.

Selain memburu Abas, polisi akan kembali mendalami peran Eka. Korps seragam cokelat itu kini mempelajar­i apakah perempuan berusia 19 tahun tersebut bisa dijerat pasal pencurian atau tidak. Sebab, aksinya memang bisa dikategori­kan mencuri. Dia pernah ketahuan salah seorang korbannya saat melarikan motor.

Eka diteriaki, tetapi tidak menggubris dan tetap tancap gas. ’’Kami akan konsultasi dengan jaksa apakah unsur pasal 362 KUHP itu terpenuhi atau tidak,’’ jelas polisi dengan tiga balok di pundak tersebut.

Secara terpisah, Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan bahwa hasil ungkap Polsek Simokerto itu memang temuan baru. Dia melanjutka­n, modus kejahatan penggelapa­n sepeda motor sebenarnya bermacam-macam. ’’Kebanyakan pelakunya kenal dengan korban,’’ ucapnya.

Cara Eka tergolong berani. Dia bisa meyakinkan para korban untuk kopi darat. Mantan pemandu karaoke tersebut juga leluasa meminjam motor.

Shinto melanjutka­n, penggelapa­n motor rata-rata berawal dari peminjaman. Biasanya, pelaku meminjam motor lebih dulu. ’’Alasannya bermacam-macam. Ada yang bilang mau jemput keluarga, pamit beli makanan, ujungujung­nya motor nggak kembali,’’ tutur alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut.

Pada kasus Eka, fungsi perempuan jelas sebagai umpan. Pelaku dengan tipe tersebut akan selalu mencari sasaran dengan imingiming yang menggiurka­n. Karena itu, petugas meminta pemilik kendaraan untuk tidak terpancing dengan upaya bujuk rayu pelaku penggelapa­n. (did/c15/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia