Hampir 10 Ribu Pelajar Kena Tilang
Hanya Operasi Beberapa Minggu
SIDOARJO – Luar biasa! Angka pelajar bermotor belum cukup umur di Kota Delta terbilang mengejutkan. Hasil rekap jajaran kepolisian menjadi buktinya. Dalam kurun beberapa minggu saja, ada 9.790 pelajar yang terjaring razia karena melanggar aturan. Angka itu nyaris menyentuh 10 ribu.
Data tersebut hanya pelajar yang terjaring operasi polisi. Jumlah pelajar yang belum cukup umur, tetapi nekat bermotor saat berangkat dan pulang bersekolah tentu dipastikan lebih dari 10 ribu
Karena itu, polisi harus terus bergerak melaksanakan operasi lalu lintas demi keselamatan mereka. Di sisi lain, instansi pemkab terkait terus mencari solusi.
Baur Tilang Polresta Sidoarjo Bripka Mochammad Zamroni menegaskan, meski telah melayangkan ribuan surat tilang, petugas tidak akan berhenti menjalankan operasi. Satlantas Polresta Sidoarjo dan polsek jajaran berjanji terus all-out melakukan razia hingga kondisi di lapangan benarbenar tertib.
Dia mengungkapkan, langkah petugas itu dilakukan semata- mata demi keselamatan anakanak pelajar. Jangan sampai nyawa mereka melayang sia-sia di jalan karena terlibat kecelakaan. ”Cukup banyak pelajar yang terjaring razia,” katanya kepada Jawa Pos kemarin (22/2).
Zamroni prihatin dengan masih banyaknya pelajar yang membawa motor ke sekolah. Dia menuturkan, mereka yang belum cukup umur itu tidak seharusnya membawa kendaraan. Sebab, potensi untuk terlibat kecelakaan lalu lintas sangat besar. Tidak hanya membahayakan pengendara yang bersangkutan, tetapi juga berpotensi membahayakan pengguna jalan lain. ”Belum layak. Dari segi emosi, masih labil,” tuturnya.
Jajaran kepolisian, lanjut dia, tidak akan mengendurkan penindakan kepada pelajar bermotor. Langkah tersebut menjadi salah satu upaya untuk menghilangkan kebiasaan siswa membawa kendaraan ke sekolah. Perilaku itu jelas melanggar Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). ”Biar ada efek jera,” tegasnya.
Zamroni memaparkan, sejauh ini pelajar bermotor di wilayah hukum Polresta Sidoarjo dirazia setiap hari. Bukan hanya di pusat kota, melainkan juga menyeluruh ke sejumlah kawasan. Sejumlah petugas unit lalu lintas sengaja dikerahkan ke jalur-jalur yang kerap dilalui para pelajar bermotor untuk melakukan pengawasan. ”Jadi, pilihannya ditilang atau mengubah kebiasaan buruk membawa kendaraan sendiri ke sekolah,” imbaunya.
Banyak pihak yang tidak mengerti mengapa setiap hari masih ada pelajar yang bermotor. Padahal, polisi dan media massa terus melakukan sosialisasi. Termasuk memasang spanduk hingga imbauan melalui media sosial. Menurut dia, hal itu menjadi bukti bahwa tingkat kesadaran berlalu lintas masih rendah. Terutama orang tua pe la jar yang bersang kutan. ” Yang pasti, sudah menjadi kewajiban kami untuk terus mengingatkan. Baik dengan me- laksanakan sosialisasi maupun penindakan,” ujarnya.
Zamroni menjelaskan, di antara ribuan surat tilang yang diberikan kepada pelajar, mayoritas adalah pelanggaran lantaran tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM). Selain itu, pelanggaran yang kerap ditemui adalah siswa yang tidak melengkapi perlengkapan berkendara seperti tidak mengenakan helm dan sepeda motor tidak se suai standar. ”Banyak yang melanggar markah jalan,” paparnya.
Dia melanjutkan, mayoritas kecelakaan lalu lintas berawal dari pelanggaran yang dilakukan pengendara. Karena itu, petugas tidak akan segan-segan bertindak tegas kepada para pelanggar. ” Jadi, sekali lagi, tujuan kami adalah menyelamatkan nyawa mereka yang abai terhadap keselamatan di jalan. Bukan bermaksud mencari-cari kesalahan,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan ke- marin, selain terus intensif melakukan operasi di jalan-jalan, tim Polresta Sidoarjo bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo tengah menggagas rencana sosialisasi tertib berlalu lintas dengan sasaran pelajar secara masal. Sosialisasi tersebut sekaligus menjadi bagian dari gerakan budaya literasi di Kota Delta. Rencananya, aksi itu melibatkan ribuan pelajar, terutama di tingkat SMP. (edi/jos/c16/c6/hud)