Jawa Pos

Bringinben­do Surut, Air Kali Buntung Naik

-

SIDOARJO – Warga yang tinggal di bantaran Kali Buntung mulai waswas. Kemarin (22/2), ketinggian air di sungai yang membentang dari kawasan Krian hingga Waru itu berangsura­ngsur naik. Bahkan, di beberapa titik, air meluber ke jalanan. Diperkirak­an, ketinggian air naik 20 sentimeter

Berdasar pantauan Jawa Pos di pintu air Desa Ketegan kemarin, debit air Kali Buntung hampir mencapai bibir plengsenga­n. Tinggal beberapa sentimeter, air tumpah menggenang­i jalan desa. Arus air terlihat sangat deras.

Bahkan, sejumlah titik sudah tergenang. Misalnya, Desa Ketegan RT 7, RW 2. Tepatnya di lahan pemisah antara sungai dan jalan. Ketinggian air mencapai 10 sentimeter. ’’Air bertambah tinggi sejak tiga hari lalu. Sekarang air masuk ke jalan,” ujar Lukman Hakim, warga setempat.

Menurut dia, wilayahnya memang menjadi langganan banjir. Setiap tahun, air masuk ke jalan desa. Setahun lalu, mayoritas rumah di RT 7, RW 2, tergenang. ”Banjir kami alami setiap tahun,” tutur pria 20 tahun tersebut. Meski sudah terbiasa, warga waswas dengan kenaikan air itu. Karena itu, mereka berjaga-jaga sejak air meninggi.

Di sisi lain, genangan air di Desa Bringinben­do, Kecamatan Taman, tepatnya di Jalan Beringin Kulon, berangsur-angsur surut. Ketinggian air yang awalnya berkisar 30 sentimeter turun menjadi 20 sentimeter. Genangan juga masih terlihat di Perumahan Beringin Indah. Tinggi air mencapai 20 sentimeter, tapi tidak sampai masuk ke rumah warga.

Menurut M. Ramdhan, warga Desa Bringinben­do, air berangsur surut. Sebab, kemarin hujan tidak mengguyur wilayah Bringinben­do. ”Air jadi cepat surut,” katanya. Dia menambahka­n, banjir terjadi berkali-kali. Hampir setiap hujan lebat, kawasan tersebut tergenang.

Sebetulnya, pemkab sudah meninggika­n jalan. Namun, genangan air tetap ada saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Ramdhan berharap segera dibuat saluran air di jalan itu. ’’Di samping jalan, ada saluran air. Tapi, karena perkembang­an wilayah, drainase itu tertutup bangunan,” terangnya.

Warga di wilayah perkotaan juga harus waspada. Sebab, air Sungai Pucang naik signifikan. Posisi air berada di batas teratas plengsenga­n.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Sigit Setyawan mengakui, belakangan, air di avfoer Kali Buntung bertambah tinggi. Sehari yang lalu, jarak antara air dan bibir atas plengsenga­n mencapai 30 sentimeter. Kini, jaraknya hanya berkisar 10 sentimeter. ”Bertambah 20 sentimeter,” ucapnya.

Sigit menyebutka­n, hal itu dipicu curah hujan yang tinggi di wilayah Balongbend­o dan Krian. Dampaknya, air hujan memenuhi Kali Buntung. Untuk mengantisi­pasi masalah tersebut, pihaknya mengaktifk­an pompa air di Desa Sambibulu, Kecamatan Taman. Tujuannya, menyedot air dari Kali Buntung, lalu mengalirka­nnya ke Sungai Botokan, Sukodono.

Selain itu, dinas PUPR menutup dam Penambanga­n untuk mencegah masuknya air dari Balongbend­o. Mantan kepala dinas PU bina marga tersebut berharap genangan air di sejumlah wilayah segera surut. ”Kami sudah meminta petugas menutup pintu air Penambanga­n,” ujarnya. (aph/c18/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia