Sekarang Jadi Teman Curhat
Lapas Kelas II-A Sidoarjo tidak hanya membina rohani para narapidana. Fisik pelaku tindak pidana pun diperhatikan. Tiap pekan, pihak lapas mengadakan senam aerobik bersama yang mendatangkan instruktur perempuan.
YUYUN Faiza Lailah begitu enjoy kemarin pagi (22/2). Suaranya yang lantang semakin terdengar jelas melalui mikrofon di tangannnya. Abaaba gerakan senam itu terdengar seisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Sidoarjo.
Tak sekadar bersuara, tubuh Yuyun juga bergerak dengan lincahnya. Dia mencontohkan gerakan senam aerobik yang beragam kepada para tahanan di lapangan. Mulai gerakan pemanasan, inti, sampai pendinginan.
Sesekali perempuan 41 tahun tersebut berteriak agar para peserta lebih bersemangat. Teriakannya pun mengundang perhatian penghuni lapas. Napi yang tidak kebagian tempat di lapangan hanya menjadi penonton aksi Yuyun dan tiga rekannya serta para penghuni lapas yang jadi peserta senam.
Meski dilihat ratusan pasang mata, Yuyun tak grogi sedikit pun. Dia tetap bergerak di atas panggung mini, seirama dengan suara musik yang diputar dan peluh yang bercucuran. Pakaian senam ngepas di badan semakin membuat gerakannya leluasa.
Sejak awal menjadi instruktur aerobik di lapas, Yuyun senantiasa menggunakan pakaian seperti di luar penjara. Tidak menggantinya dengan kaus oblong dan celana olahraga longgar. ’’Di mana pun berada harus profesional. Tidak terkecuali saat jadi instruktur di bui,’’ katanya.
Bagi dia, pelaku tindak pidana memiliki hak yang sama dengan warga merdeka. Termasuk untuk olahraga demi mendapatkan badan bugar. Yuyun malah senang bisa menjadi intstruktur senam di bui. Setidaknya, sekali dalam dua pekan, perempuan yang tinggal di Tanggulangin itu datang ke lapas.
Satu jam dia bersama para napi menggerakkan badan. Sudah dua tahun perempuan yang pernah menjadi instruktur senam di Lapas Kelas I Suarabaya (Porong) tersebut melakukan aktivitas itu di penjara. ’’Senang bisa jadi instruktur di sini,’’ ujarnya.
Setidaknya, Yuyun bisa bebas keluar masuk penjara meskipun tidak sedang membesuk keluarga. Tidak seperti warga lain yang bisa masuk lapas saat ada keperluan untuk mengunjungi keluarga atau kolega yang dipenjara.
Kesenangan Yuyun bertambah tatkala mulai dekat dengan beberapa napi. Tidak jarang, dia menjadi tempat curhat mereka. Saking dekatnya, sering kali, dia didekati para pelaku tindak pidana yang memberikan kabar gembira tentang kebebasannya.
Bahkan, perempuan yang terkenal dengan nama Yeye itu pun sering tak sengaja bertemu dengan teman atau tetangga di penjara. Dia bisa sekalian menghibur mereka. Termasuk menyampaikan pesan kepada keluarga yang di luar penjara.
Padahal, dulu saat kali pertama menjadi instruktur senam, dia takut. Takut para napi berbuat tidak baik terhadap dirinya. Tapi, ternyata, ketakutannya tersebut tidak terbukti. Para penghuni lapas tidak ada yang menjahilinya.
’’Paling-paling hanya teriak-teriak,’’ ucapnya. Hal itu, dianggap biasa olehnya. Sebab, perlakuan serupa juga ditemuinya saat menjadi instruktur senam di luar penjara.
Selama bisa, Yuyun akan tetap me nerima permintaan memimpin senam di sana meski, imbalan yang diterima le bih sedikit di banding kan menjadi instruktur di luar penjara. ( may/ c22/ dio)