Jawa Pos

Anak-Anak Butuh Pelindung

Pencabulan dan Persetubuh­an Masih Mengancam

-

GRESIK – Ancaman apa yang paling menakutkan bagi anakanak? Pencabulan dan persetubuh­an. Sepanjang 2015 dan 2016, jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak meningkat tajam. Korban semakin banyak.

Komisi D (Kesejahter­aan Rakyat) DPRD Gresik menggali data tentang fenomena itu ke Dinas KBPP dan Perlindung­an Anak Gresik kemarin (23/2). Bahasan utamanya adalah tren kasus kekerasan terhadap anak-anak. Soal pendamping­annya juga. Rata-rata kasusnya meningkat.

Anggota komisi D Khoirul Huda menyebutka­n, kenaikan jumlah kasus itu rata-rata meningkat dua kali lipat atau 100 persen. Terutama kasus pencabulan dan per- setubuhan terhadap anak. ”Itu belum termasuk kasus pemerkosaa­n. Bisa jadi lebih besar,” katanya. Kasus pemerkosaa­n tersebut ditangani kepolisian.

Mengapa terjadi peningkata­n signifikan? Menurut Khoirul, pemicu utamanya adalah situasi keluarga yang kurang kondusif bagi anak. Kondisi lingkungan juga berperan besar. Anak-anak tidak terlindung­i dengan baik. Mereka mudah menjadi korban predator seksual.

Yang tidak kalah penting adalah penanganan setelah kasus terungkap. Upaya itu, terang Khoirul, belum sepadan dengan kebutuhan. Dia mencontohk­an ketersedia­an anggaran. Dalam setahun, anggaran pendamping­an korban kekerasan terhadap anak hanya Rp 126 juta. ”Ini menjadi bahan evaluasi. Dana sebesar itu jelas sangat minim,” ujarnya.

Di sisi lain, Dinas KBPP dan Perlindung­an Anak Gresik menyatakan, upaya menekan jumlah kasus kekerasan terhadap anak bisa maksimal. Sebab, program tersebut masuk prioritas utama instansiny­a. ”Namun, tentu ini harus melibatkan semua pihak,” tutur Kepala Dinas KBPP dan Perlindung­an Anak dr Adi Yumanto. (ris/c9/roz)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia