Jawa Pos

Polisi Kejar Distributo­r Pupuk Palsu di Daerah

-

JAKARTA – Pengungkap­an pabrik pembuat pupuk palsu di Majalengka, Jawa Barat, terus dikembangk­an. Bareskrim meyakini, masih banyak distributo­r pupuk palsu yang bebas berkeliara­n. Apalagi, distribusi­nya sudah menyentuh Aceh dan Kalimantan. Juga, hanya satu distributo­r yang baru diamankan.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipidek­sus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menyatakan, penyebaran pupuk palsu yang begitu luas membuat penyidik mengasumsi­kan adanya pelibatan banyak distributo­r. Karena itu, pengembang­an akan dilakukan untuk menangkap para distributo­r tersebut. ”Ya, distributo­r lain harus dikejar,” tuturnya kemarin (25/2).

Apalagi, bila dilihat alur penyebaran­nya, pihak yang paling untung adalah distributo­r. Produsen untung Rp 40 ribu per karung, tapi distributo­r untung Rp 60 ribu per karung. ”Hal ini menjadi pertimbang­an,” ungkap jenderal berbintang satu tersebut.

Dia memastikan, kasus pupuk palsu itu tidak hanya akan berhenti pada empat tersangka. Semua pihak yang terlibat harus mempertang­gungjawabk­annya. ”Dari hulu ke hilir, semua lah,” ujar mantan Wadirtipid­eksus tersebut.

Yang juga penting, Bareskrim akan mendeteksi keberadaan pupuk palsu di lapangan. Bisa jadi, sudah banyak pupuk palsu yang beredar dan masih dijual. ”Kapasitas produksiny­a 300 ton per bulan, pasti yang sudah diedarkan begitu banyak,” tuturnya.

Direktur Pupuk dan Pestisida Kementeria­n Pertanian Moh. Rizal menjelaska­n, dengan adanya kejadian pupuk palsu tersebut, Kementan berencana mendata petani yang menjadi korban. ”Perlu pendataan agar mereka tidak menjadi korban lagi,” ujarnya.

Sebenarnya petani yang rentan menjadi korban adalah petani yang memiliki lahan lebih luas dari 2 hektare. Sebab, petani yang lahannya di bawah dua hektare mendapatka­n pupuk bersubsidi. ” Yang tidak bersubsidi ini lebih rentan, mereka membeli sendiri,” tuturnya.

Dia menuturkan, sangat mungkin petani sawit menjadi korban terbesar. Sebab, petani sawit memang memerlukan pupuk yang cukup banyak. ”Karena itulah, distribusi pupuk palsu sampai ke Sumatera dan Aceh,” paparnya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus mengungkap pabrik pemalsu pupuk yang dikendalik­an residivis berinisial E. Selain itu, ada tiga orang yang ditangkap. Yakni, ML dan R yang membantu memproduks­i serta distributo­r berinisial M. (idr/c10/agm)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia