Masjid Raya Diresmikan April
Area Halaman Masjid Belum Tersentuh Pembangunan
JAKBAR – Pembangunan masjid raya Jakarta Barat di Pesakih, Daan Mogot, memasuki tahap akhir. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI menargetkan peresmiannya dilakukan pada April. Saat ini pembangunannya sampai tahap finishing. Yakni, perapian bagian-bagian kecil pembangunan fisik.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Arifin menyatakan, masjid raya Jakarta Barat diharapkan bisa digunakan untuk penyelenggaraan ibadah Ramadan tahun ini. Karena itu, pembangunan masjid tersebut wajib selesai pada akhir Maret. Menurut dia, pembangunan berjalan sesuai dengan perencanaan awal. ’’Jadi, pas Lebaran tahun ini sudah bisa digunakan salat Id,’’ katanya kemarin.
Sesuai dengan kontraknya, pem- bangunan masjid raya tersebut bersifat multiyears dengan biaya Rp 170 miliar. Proyek itu dikerjakan mulai 2016 sampai Maret 2017. Mereka, kata Arifin, hanya bertugas membangun fisik masjid. Sementara itu, area luar masjid belum tersentuh pembangunan.
’’Lanskapnya tidak masuk dalam pekerjaan kami. Tamannya, paving block, pagar, dan tembok keliling sama lampu itu nggak masuk dalam pekerjaan kami,’’ ujarnya.
Karena itu, hingga kini area halaman masjid belum dirapikan. Bentuknya masih hamparan tanah kosong. Pemprov berupaya agar pengerjaan halaman masjid juga bisa dimulai tahun ini. Tetapi, sumber pembiayaannya tidak menggunakan dana APBD DKI.
’’Kemarin sudah kami rapatkan. Nanti ditangani pembiayaannya lewat CSR dengan kompensasi koefisen luas bangunan (KLB),’’ ungkapnya.
Masjid dengan kapasitas tampung mencapai 12 ribu orang tersebut tentu menjadi kebanggaan baru. Pemanfaatannya diprioritaskan untuk ibadah. Karena itu, meskipun kapasitas tampung besar, fungsi masjid tersebut berbeda dengan islamic centre di Jakarta Utara.
’’Kalau islamic centre banyak fungsi pendidikan dan pelatihannya,’’ katanya.
Masjid raya tersebut dilengkapi dengan fasilitas tambahan. Yakni, gedung serbaguna berkapasitas 1.500 orang. Menurut dia, gedung serbaguna itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan-kegiatan. Bahkan, gedung serbaguna bisa dikelola untuk menjadi sumber pemasukan bagi masjid. ’’Bisa dikelola untuk sumber pemeliharaan masjid,’’ ujarnya.
Meski begitu, Dinas Perindustrian dan Energi (DPE) DKI sudah melengkapi area luar masjid dengan pencahayaan yang bagus. Pihak DPE membuat area luar masjid di kawasan Flat Daan Mogot itu terlihat cerah pada malam.
’’Lampunya terpasang sejak awal pembangunan. Jadi, nggak masalah. Tinggal ditambahi area tamannya nanti,’’ katanya.
Sofian Kaderi, pelaksana pembangunan masjid raya, menambahkan, masjid tersebut bakal menjadi masjid terbesar di Jakarta setelah Masjid Istiqlal. Bangunan arsitekturnya menunjukkan kuatnya unsur budaya Betawi. Itu terlihat dari bentuk atap yang khas bangunan Betawi.
’’Ini tujuannya untuk menguatkan kultur Betawi dan mengikat masyarakatnya dengan masjid,’’ katanya. (bad/c19/ano)