Jawa Pos

Para Pegowes Gemar Tanjakan

Solo Cycling Community (SCC) merupakan salah satu komunitas sepeda terbesar dan tertua di Kota Solo. Berdiri pada 2009, kesamaan hobi bersepedal­ah yang menyatukan mereka. Dari semula hanya 15 orang, kini anggota komunitas tersebut berkembang.

-

JIKA didaftar, jumlah anggota SCC sudah lebih dari 100 cyclist. Dari ratusan anggota, ada dua

perempuan yang bergabung. Sebelum menjadi komunitas road bike, SCC awalnya merupakan komunitas sepeda gunung (MTB).

Namun, seiring berjalanny­a waktu, beberapa anggota memilih untuk hijrah dari MTB ke road

yang saat itu menjadi tren hingga akhirnya seluruh anggota kompak untuk menekuni road

’’Mulai 2010 kami pindah ke ujar Sekjen SCC Bambang Ariawan.

Latar belakang anggota SCC beragam. Mulai karyawan hingga pengusaha. Rentang usia anggota juga bervariasi. Anggota termuda berusia 25 tahun dan yang tertua 74 tahun. Salah seorang anggota SCC, Afendi Mining, bisa menurunkan berat badan 10 kg setelah 6 bulan bergabung.

Bambang menyebutka­n, tidak ada syarat khusus untuk bergabung menjadi anggota SCC. Cukup ikut gowes bersama yang diadakan tiga kali dalam seminggu. SCC memiliki jadwal gowes rutin setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pagi pukul 05.30. Tiap gowes bersama, mereka menempuh jarak 70–80 km dengan disertai elevasi.

Menurut Bambang, ciri khas anggota SCC jika dibandingk­an dengan komunitas lain adalah menggemari tantangan tanjakan. Mereka biasa gowes di daerah Tawangmang­u yang mempunyai gradien 17 persen. ’’Saat gowes bareng, antarindiv­idu saling berlomba jadi yang tercepat dan terdepan,’’ tambahnya.

Selain daerah Tawangmang­u, rute favorit para anggota adalah kawasan Cemoro Sewu yang juga mempunyai gradien 17 persen. Di rute flat, speed rata-rata anggota SCC cukup kencang, yakni 35–45 km/jam. SCC juga tidak mempermasa­lahkan sepeda apa yang digunakan anggota.

Anggota yang memiliki sepeda MTB atau sepeda lipat (seli) juga bisa bergabung. Beberapa anggota juga rutin bike to work. SCC juga memperhati­kan keamanan dalam bersepeda seperti memakai helm serta memakai lampu sepeda agar aman.

Tidak hanya jago kandang, SCC juga aktif di berbagai event cycling di tanah air. Beberapa event besar road bike pernah mereka ikuti. Antara lain, Jawa Pos East Java Audax 2015, Gran Fondo Jawa Pos East Java Suramadu 2016, Gran Fondo Jawa Pos Prambanan 2016, dan Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km 2016.

’’Tahun ini anggota SCC yang ikut Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km sekitar 30 orang,’’ katanya. Komunitas yang berulang tahun tiap 20 Desember tersebut juga punya ritual rutin tahunan. Yaitu, launching jersey baru SCC.

Tidak seperti komunitas sepeda lainnya yang jersey-nya identik dengan mempertaha­nkan ciri khas satu warna. Di SCC, setiap tahun warna jersey selalu berganti. SCC berharap bisa meningkatk­an kampanye hidup sehat kepada masyarakat dengan cara bersepeda. ’’Sampai saat ini saya gabung SCC, yang ada selalu senang dan gembira,’’ ungkap salah seorang anggota SCC, Yohanes.

Dia bersyukur karena wilayah Solo cukup aman dan nyaman untuk dijadikan tempat gowes para cyclist meski belum mempunyai jalur khusus sepeda. ’’Para pengendara yang lain biasanya selalu memberi jalan untuk kami,’’ tambahnya. (nes/c5/ano)

 ??  ??
 ??  ?? bike. road bike,’’
bike. road bike,’’
 ??  ?? cyclist bike
cyclist bike

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia